Categories
Iman Praktis What's New

Belajar dari Orang yang Berumur

Pengenalan akan Allah sudah semestinya menjadi pengalaman yang semakin matang untuk diteladani oleh kaum muda. Cobalah belajar dari orang yang berumur.

daftar isi
Mereka Sangat Layak Diperhitungkan

Alkitab memandang, tidak seperti dunia pada umumnya memandang peranan orang yang sudah berumur atau usia lanjut, bahwa di mata Allah, mereka adalah orang-orang yang sangat layak diperhitungkan. Zaman dulu, Allah memerintahkan kepada anak-anak keturunan Israel untuk selalu belajar tentang TUHAN mereka dengan menimba pengalaman hidup dari orangtua-orangtua (Ul. 6:7 – “haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu.”) Bahkan, di zaman gereja mula-mula, para rasul Allah sewaktu membangun kerohanian dalam komunitas orang-percaya, mereka yang sudah lanjut usia diberikan perhatian istimewa sebagai calon pemimpin-pemimpin umat. Rupanya, ciri khas utama untuk menjadi seorang Penatua gereja, haruslah orang yang berusia lanjut atau lansia. Kemudian, syarat berikutnya ialah haruslah laki-laki yang matang secara rohani atau kaya akan pengalaman. Orangtua seperti itulah yang dipercaya untuk menggembalakan gereja. Kita perlu memahami bahwa istilah “penatua” dalam bahasa Yunani secara harfiah berarti “orang tua.” (orang yang usianya sudah tua dan kaya akan pengalaman tentang Tuhan). Di sepanjang surat 1 Timotius 3:1-7, dan bagian paralelnya dalam Titus 1:6-9, rasul Paulus menggunakan kata ganti laki-laki untuk merujuk pada Pengurus Gereja (Penatua). Misalnya: “’Dia’ (laki-laki tua) harus mengelola rumah tangga ‘miliknya sendiri dengan baik dan menjaga anak-anak’ dan tetap memegang kendali tanpa kehilangan martabatnya,” selanjutnya, “’penatua’ (laki-laki tua) tidak boleh laki-laki yang baru bertobat (atau, pengalaman rohaninya belum banyak),” dsb. Para lansia ini adalah pemimpin-pemimpin laki-laki yang matang secara rohani dan mereka dipercaya para rasul untuk merawat kawanan domba Allah. Belajar dari orang yang berumur harus merupakan kesadaran orang-orang percaya sekarang ini. Pengetahuan dan pengenalan akan Allah sudah semestinya dibarengi dengan pengalaman rohani yang nyata. Pengalaman semacam ini akan semakin matang tentu diperoleh di sepanjang hidup seseorang hingga di masa tuanya.

Para lansia adalah pemimpin-pemimpin laki-laki yang matang secara rohani dan kaya akan pengalaman. Mereka dipercaya para rasul untuk merawat kawanan domba Allah.

Cobalah Saudara mulai memperhatikan orang-orang tua di sekeliling Saudara. Mulai dari keluarga Saudara, lingkungan tempat tinggal, pekerjaan dan pelayanan. Perhatikanlah bagaimana “perbuatan Tuhan yang luar biasa” bekerja hari demi hari pada diri mereka. Pengalaman mereka bisa membantu Saudara untuk semakin percaya kepada Tuhan dan yakin pada setiap janji-Nya yang sudah dibuktikan di masa tua mereka. Di Alkitab, perbuatan tangan Tuhan yang dinyatakan hari demi hari bagi orang-percaya di sepanjang hidupnya dituliskan oleh pemazmur berikut ini:

“Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib; juga sampai masa tuaku dan putih rambutku, ya Allah, janganlah meninggalkan aku, supaya aku memberitakan kuasa-Mu kepada angkatan ini, keperkasaan-Mu kepada semua orang yang akan datang.”(Maz. 71:17-18 ITB)

Yang kedua, cobalah Saudara amati dan bertanya kepada mereka tentang:

  • perasaan mereka tentang Tuhan yang mereka ikuti
  • apa saja yang Tuhan sudah kerjakan sehingga mereka bisa terus melayani-Nya meski ada kesulitan
  • perasaan mereka saat mereka menemukan pengertian baru tentang makna ayat Alkitab
  • apa saja kemajuan organisasi di mana mereka terlibat di dalamnya
Semakin Berumur Semakin Kaya Pengalaman

Mungkin ada banyak orang-orang berumur di dalam komunitas orang-percaya atau di organisasi kerohanian di mana Saudara berada, yang sudah lama melayani Tuhan dengan setia. Saudara bisa belajar dari mereka bagaimana caranya hidup mengandalkan kekuatan Tuhan. Bahkan, Saudara bisa mengundang salah satu dari mereka untuk menceritakan pengalamannya di ibadah keluarga Saudara. Demikian selanjutnya, kalau Saudara semakin lama melayani Tuhan, dan semakin banyak pengalaman kerohanian yang Saudara miliki di dalam Tuhan, mulailah menyediakan diri Saudara dengan menceritakan pengalaman Saudara kepada yang lebih muda. Dulu, Yakub dan Yusuf juga menceritakan pengalaman mereka kepada anak cucu mereka. Mari kita perhatikan bagaimana pengalaman rohani yang begitu berharga yang dimiliki hanya oleh orang-orang yang berumur itu sampai kepada anak-anak muda sebagai generasi penerus milik Allah (lih. Kej. 48:21, 22; 49:1; 50:24, 25).

“Kemudian berkatalah Israel (Yakub) kepada Yusuf: ‘Tidak lama lagi aku akan mati, tetapi Allah akan menyertai kamu dan membawa kamu kembali ke negeri nenek moyangmu. Dan sekarang aku memberikan kepadamu sebagai kelebihanmu dari pada saudara-saudaramu, suatu punggung gunung yang kurebut dengan pedang dan panahku dari tangan orang Amori.'” (Kej. 48:21-22 ITB)

“Kemudian Yakub memanggil anak-anaknya dan berkata: ‘Datanglah berkumpul, supaya kuberitahukan kepadamu, apa yang akan kamu alami di kemudian hari.'” – (Kej. 49:1 ITB)

“Berkatalah Yusuf kepada saudara-saudaranya: ‘Tidak lama lagi aku akan mati; tentu Allah akan memperhatikan kamu dan membawa kamu keluar dari negeri ini, ke negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub.’ Lalu Yusuf menyuruh anak-anak Israel bersumpah, katanya: ‘Tentu Allah akan memperhatikan kamu; pada waktu itu kamu harus membawa tulang-tulangku dari sini.'” – (Kej. 50:24-25 ITB)

Kemudian waktu berlalu, Tuhan memerintahkan setiap kepala keluarga untuk mengajar anak mereka tentang berbagai macam perbuatan-Nya yang hebat. (Ul. 4:9, 10; Maz. 78:4-7)

“Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidupmu. Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semuanya itu.”(Ul. 4:9 ITB)

“Kami tidak hendak sembunyikan kepada anak-anak mereka, tetapi kami akan ceritakan kepada angkatan yang kemudian puji-pujian kepada TUHAN dan kekuatan-Nya dan perbuatan-perbuatan ajaib yang telah dilakukan-Nya. Telah ditetapkan-Nya peringatan di Yakub dan hukum Taurat diberi-Nya di Israel; nenek moyang kita diperintahkan-Nya untuk memperkenalkannya kepada anak-anak mereka, supaya dikenal oleh angkatan yang kemudian, supaya anak-anak, yang akan lahir kelak, bangun dan menceritakannya kepada anak-anak mereka, supaya mereka menaruh kepercayaan kepada Allah dan tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah, tetapi memegang perintah-perintah-Nya;”(Maz. 78:4-7 ITB)

Sekarang, Saudara dan orangtua-orangtua yang berada di tengah komunitas orang-percaya juga bisa melakukan hal serupa. Saudara (dan mereka) bisa menceritakan pengalaman sepanjang hidup Saudara kepada yang lebih muda tentang segala hal yang bagus yang Tuhan sudah buktikan melalui diri Saudara dan gereja-Nya sebagai Tubuh Kristus.

Ikutilah: Nabi Yesaya yang sudah lanjut usia masih sanggup meyakinkan tentang pengharapan dan semangat kepada kaum yang lebih muda. Menjelang akhir masa tuanya, tulisan ini dicatat bahwa kebesaran dan kekuatan Tuhan layak dipercaya dan diandalkan meski mereka berada di dalam kesulitan hidup.

“Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.”(Yes. 46:4 ITB)

Penutup

Jika Saudara mau belajar dari orang yang berumur dan yang kaya akan pengalaman di dalam Tuhan, Saudara memperoleh wawasan dan iman yang semakin meneguhkan langkah Saudara untuk memilikinya menjadi pengalaman Saudara pribadi.

Photo by Markus Spiske on Unsplash

2 replies on “Belajar dari Orang yang Berumur”

Menimba pengalaman dari orang tua sangat bermanfaat. Nenek saya menjadi inspirasi saya dalam beribadah. Meskipun nenek saya buta huruf, namun beliau hafal lagu2 yg dinyanyikan di Gereja. Waktu saya masih kecil, sayalah yg selalu mendampingi ke Gereja ketika nenek datang ke rumah. Nenek tidak mau datang terlambat utk ke Gereja. Nenek tekun berdoa. Dan ketika nenek akan pulang ke Bapa di Sorga nenek sudah merasakan hal itu. Nenek mengajak seluruh klg tante ( nenek tinggal dg tante di Magelang ) berdoa bersama. Suatu pengalaman iman yg sungguh menginspirasi saya supaya saya benar2 taat dan selalu dekat dengan Tuhan.
Terimakasih pak Budi utk materi yang mengingatkan saya akan keteladanan nenek saya Gbu ?

Memang terkadang usia tua blm tentu bisa jadi panutan, tetapi kita tetap bisa belajar dr pengalaman dr orang yg lebih tua dr kita, setidaknya kita bisa mengambil hikmahnya, bila yg kita lihat tdk sesuai dengan alkitab ,maka kita bisa langsung ambil sikap untuk tdk mengikutinya…mungkin kita bisa mengambil dr sisi sisi yg laen dari orang tua /orang yg lebih tia dr kita….
Trm kasih Ps. Budi yg telah memberikan pengajaran yg sangat berharga…. Tuhan Yesus memberkati…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *