Categories
Biblika What's New

Penguasa Bumi: Bersahabat dengan Alam

TUHAN menghendaki manusia, sebagai penguasa bumi, dapat mengemban tugas mengelola dan merawat bumi, maka IA menciptakan manusia dalam keserupaan dan yang segambar dengan diri-Nya.

TUHAN menciptakan manusia dalam keserupaan dan secitra dengan diri-Nya. Di dalamnya tersimpan keinginan Allah yakni Ia menghendaki manusia, sebagai penguasa bumi: bersahabat dengan alam, mengelola dan merawat bumi. Itu merupakan tugas penting yang harus dilaksanakan dengan penuh kesadaran.

Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar (tselem) dan rupa (demuth) Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” – (Kej. 1:26 ITB)

Kamus bahasa Ibrani:
tselem = 1) replika; 2) image; 3) likeness. *
demuth = 1) expressing identity;* 2) suitable to, according to **

Manusia ciptaan dalam karakteristik fundamental yang segambar dan serupa dengan diri-Nya memungkinkan manusia untuk hidup bersahabat dengan alam, serta melaksanakan tugasnya dengan baik dan sesuai rencana Pencipta. Ini panggilan yang mulia bagi manusia (ciptaan) bagi ciptaan yang lain, yakni bumi dan seluruh isinya.

Namun, dalam keadaannya sebagai manusia yang telah jatuh dalam dosa (Kej. 3:1-24), maka gambar dan keserupaan dengan Pencipta ini rusak, dan harus dipulihkan oleh tangan Pencipta agar bisa menjalankan fungsi dan perannya sebagai pengelola & penguasa bumi.

Untuk memahami makna bersahabat dengan alam, maka kita harus mengerti konsep pengelola atau penguasa bumi. Mari kita mengkajinya lebih mendalam.

Berasal dari kata tindakan “menguasai” (bhs. Ibrani. ’radah’ = <Qal> to have dominion, rule, dominate), maka pengertian Penguasa tidaklah berarti dan tidaklah sama dengan eksploitasi atau memanfaatkan habis-habisan, atau menggunakan secara tidak terukur, egois, dan tidak bertanggungjawab seperti yang dilakukan dalam keserakahan manusia pada umumnya. Tetapi, Penguasa berarti mengatur, mengelola sumber daya alam agar dapat berfungsi secara maksimal sebagaimana ia diciptakan dari semula serta mengaturnya sedemikian rupa sampai tercapai keseimbangan, sinergi, dan semua mengalami kesejahteraan. Implikasinya sudah dapat diketahui bahwa dengan usaha manusia seperti inilah maka nama Pencipta dipermuliakan. Pada faktanya, pertumbuhan nominal penduduk dunia dan fenomena perkembangan akhlak manusia yang semakin tidak baik bukanlah alasan yang menyebabkan kerusakan alam, melainkan bagaimana manusia harus menyadari tugas dan fungsinya untuk mengelola alam yang ditinggalinya (Lihat Kej. 1:28).

Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” (Kej. 1:28 ITB)

Penguasa berarti mengatur, mengelola sumber daya alam agar dapat berfungsi secara maksimal sebagaimana ia diciptakan dari semula serta mengaturnya sedemikian rupa sampai tercapai keseimbangan, sinergi, dan semua mengalami kesejahteraan.


Dalam penerapan tata-kehidupan gereja Tuhan, menjadi penguasa bumi berarti kehadiran gereja (yang dimaksud di sini bukan organisasi, tetapi pribadi orang-percaya) dapat membawa pemulihan dan transformasi di segala aspek kehidupan praktis. Untuk itu, gereja harus memenuhi syarat itu, yakni: Menjadi serupa dan segambar dengan Kristus. Tanpa ini, gereja tidak dapat memenuhi fungsinya yang efektif sebagaimana Adam yang telah jatuh ke dalam dosa tidak mampu mencapai potensi maksimalnya.

Bagaimana gereja dapat menjadi serupa dengan Kristus?

Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran (eikon) dan kemuliaan (doxa) Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki.(1 Kor. 11:7)

Kamus bahasa Yunani:
ekon = 1) as an artistic representation, such as on a coin or statue image, likeness; 2) as an embodiment or living manifestation of God form, appearance. ***
doxa = of a person created in the image of God reflection, glory ***

Ayat ke-7 di pasal 11 surat 1 Korintus ini menjelaskan tentang hal yang sejajar, yakni jika seseorang memiliki keserupaan dengan Kristus, maka ia juga akan dapat memiliki dan menyinarkan kemuliaan Allah.

Artinya, panggilan manusia dalam memenuhi fungsi dan perannya yaitu menguasai bumi mustahil dilakukan sedara benar, maksimal dan sesuai rencana Allah jika keserupaan dengan Pencipta itu rusak. Dan hanya melalui keserupaan dengan Kristuslah, manusia dapat menemukan pemulihan dirinya sehingga apa yang sejak semula Pencipta ingin manusia lakukan sebagai penguasa bumi akan dapat dipenuhi dengan tepat dalam “image” (gambar/cetakan) yang benar, yakni Kristus.

* Koehler-Baumgartner, Hebrew and Aramaic Lexicon of the OT (HALOT)
** Holladay, Hebrew and Aramaic Lexicon of the OT (HOL)
*** Friberg, Analytical Greek Lexicon

Lihat semua topik di kategori: Biblika

Image by Valiphotos from Pixabay

2 replies on “Penguasa Bumi: Bersahabat dengan Alam”

Shalom ….
Seharusnya kita memelihara alam demi kesejahteraan kita ( manusia ), namun dalam prakteknya manusia malah merusak alam, sehingga bencanapun melanda manusia.
Manusia adalah ciptaan Allah yg paling sempurna serta diberi hikmat utk menjaga alam, mari kita bertanggung jawab atas alam ini.
Gbu ?

Batapa rapi n tertatanya semua yg Tuhan ciptakan di muka bumi ini, semua terstruktur dengan rapi, tetapi manusia banyak sekali merusak kan tatanan yg sdh di buat Tuhan, sehingga sering terjadi bencana dan masalah. Semoga setiap org nanti bisa lebih mengenal penciptanya sehingga tatanan menjadi baik kembali….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *