Categories
Biblika

Penafsiran Alkitabiah: Gramatikal

Metode gramatikal memusatkan perhatian pada upaya untuk menafsirkan bagian-bagian Alkitab menurut tata bahasa dari satu atau lebih kalimat.

Dipandang dari cara kerjanya, menafsir merupakan ilmu dan sekaligus seni. Penafsiran Alkitabiah: Gramatikal (tata bahasa) merupakan satu metode dasar di antara dua metode lainnya, yakni Historikal (sejarah) dan Literal (sastra). Upaya menemukan makna di balik tulisan kudus dalam Alkitab menjadi sangat memungkinkan di saat seseorang meyakini bahwa Alkitab adalah firman Allah. Di samping itu juga, penting untuk diperhatikan bahwa menempatkan dirinya dan pikirannya di bawah otoritas Roh Kudus mutlak dikedepankan.

Metode gramatikal memusatkan perhatian pada upaya untuk menafsirkan bagian-bagian Alkitab menurut tata bahasa dari satu atau lebih kalimat dalam suatu paragraf atau bagian dari perikop atau pasal tertentu.

Untuk memahami lebih lanjut tentang metode gramatikal ini, perhatikanlah pertanyaan-pertanyaan bantuan berikut ini:
Apakah “tata bahasa”? Apa artinya? Bagaimana dapat dipakai? Apa pentingnya? Apa hubungan dengan definisi dari satu kata?

Para ahli dalam bidang ini menjelaskan bahwa “tata bahasa” terdiri dari dua hal:
1) bentuk dari kata-kata.
2) hubungan di antara kata-kata.

Kedua-duanya mempengaruhi arti, tetapi di sini kita secara khusus akan memperhatikan yang kedua. Kita perlu mengerti bagaimana hubungan satu kata dengan kata-kata yang lain di dalam kalimat atau konteksnya.

Sudah dijelaskan bahwa kata-kata selalu digunakan bersama-sama dan bukan secara tersendiri, dan bahwa mereka mempunyai arti yang jelas dalam hubungan demikian. Ketika satu kata dikombinasikan dengan kata-kata yang lain, maka arti dan pesan akan muncul serta dapat diketahui. Biasanya satu kata sendiri tidak punya arti yang jelas. Sebagai contoh, kata “aduh” mungkin mempunyai arti tersendiri. Tetapi tidak jelas bagi yang mendengar ucapan itu. Apakah si penutur baru saja digigit nyamuk, duduk di atas kawat duri, dipukul temannya, atau senang karena baru menang undian besar? Di sini kita perlu lebih banyak informasi untuk mengerti arti yang sebenarnya.

Jadi kata-kata, ketika digabung, menegaskan suatu pikiran dan pikiran itu dikomunikasikan kepada orang-orang yang lain. Agar pikiran seseorang dapat dikomunikasikan kepada orang lain, baik si penutur maupun si penerima, keduanya harus mempunyai pengertian yang sama mengenai bagaimana kata-kata itu dikombinasikan. Itu berarti keduanya harus mengerti “tata bahasa” yang sama.

Tata bahasa mengklasifikasikan cara-cara menggabungkan kata-kata.

Salah satu contoh dapat dilihat di Injil Yohanes 21:15 dimana ditulis, “..Yesus berkata kepada Simon Petrus: ‘Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini?’”. Mungkin dalam benak kita muncul pertanyaan, ‘lebih daripada siapa atau apa’? Kita mengerti bahwa kata “mereka” dapat menunjuk kepada orang atau benda. Apakah ada orang-orang yang lain di sana ketika Yesus berkata kepada Petrus? Memang ada beberapa murid Yesus. Tetapi, apakah mungkin ada benda-benda yang dekat dengan Petrus? Betul. Banyak ikan yang baru saja ditangkap oleh murid-murid Yesus. Jadi, dengan pengertian tata bahasa dari ayat ini kita diperhadapkan kepada dua kemungkinan dari kata “mereka”. Kita harus belajar lebih terperinci lagi dan juga menggunakan prinsip-prinsip yang lain untuk menentukan kemungkinan mana yang dimaksudkan oleh Yohanes.

Kalau kita memperhatikan konteksnya, kita mengerti bahwa sesudah Yesus dibangkitkan lagi, Petrus kembali kepada pekerjaan dulu, menjala, walaupun sudah dipanggil Yesus dari pekerjaan itu. Jadi, kemungkinan Petrus mengasihi ikan-ikan (atau pekerjaannya) lebih dari Yesus. Petrus sendiri pernah mengatakan bahwa dia mengasihi Yesus lebih dari pada semua murid yang lain (Lihat Mat 26:33), jadi mungkin Yesus sedang menantang dia mengenai perkataan itu.

Petrus menjawab-Nya: “Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak.” (Mat. 26:33 ITB)

Dengan melihat contoh di atas, kita dapat mengerti betapa penting prinsip tata bahasa. Mungkin kepada kita tidak selalu diberitahukan arti sebenarnya dengan mudah, tetapi kita dapat melihat beberapa kemungkinan yang baik.

Jangan mengambil atau menerima arti dari suatu ayat atau kalimat yang melawan tata bahasa dari bagian itu.

Lihat semua di kategori: Biblika

Image by Bohdan Chreptak from Pixabay

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *