Categories
Akhir Zaman Iman Praktis Tanya Jawab Alkitab What's New

Tuhan menghendaki Saudara Kaya?

Ketika orang-percaya mulai gagal fokus pada urusan-urusan yang kurang penting sehingga tidak memberikan perhatian akan gentingnya waktu…

Pertanyaan: Apakah orang Kristen tidak boleh kaya? Saya pernah mendengar khotbah bahwa kita ini anak Raja. Allah kita adalah Raja yang kaya. Berarti kita, anak-anak-Nya, harus kaya. Benarkah?
daftar isi
Kekayaan Materi Itu Tanda Diberkati Allah. Benarkah?

Tidak sedikit orang-percaya di zaman ini memiliki anggapan bahwa kekayaan materi merupakan berkat Allah. Apakah Tuhan menghendaki Saudara Kaya? Mungkin kalimat pertanyaan semacam ini pernah Saudara jumpai. Tidak jarang juga, mungkin di sekitar Saudara menyampaikan pendapat atau pun pandangan sebagai bentuk reaksi atas pertanyaan ini, misalnya:

  • ”Allah adalah Raja yang kaya, dan Saya adalah anak-Nya. Sebagai anak Raja, Saya bakal jadi jutawan!”
  • ”Kaya raya adalah impian besar saya. Inilah tujuan hidup semua orang di surga.”
  • ”Kaya harta adalah tanda kekristenan Saya.”
  • ”Allah memberi kita kemampuan untuk menjadi kaya.”
  • ”Saya makmur karena Saya percaya Alkitab.”

Ada pengajaran yang mengatakan bahwa kalau Saudara berbuat baik demi Tuhan, Ia akan mengijinkan Saudara mendapatkan hal-hal baik dari kehidupan ini serta pahala di kehidupan kelak. Pengajaran atau doktrin seperti ini cukup laris dan memikat banyak orang Kristen. Bahkan, buku-buku yang mempromosikan pengajaran serupa banyak menghiasi toko-toko buku. Tetapi, apakah pemahaman semacam ini selaras dengan maksud Allah, inilah yang perlu dicermati dan diukur dengan kebenaran Alkitab kita.

Ada Masanya Untuk Menjadi Kaya

Benar memang bahwa Allah memberkati orang-percaya (Amsal 10:22 – “Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.”) Juga, Allah Sang Pencipta yang disebut dalam Alkitab sebagai “Allah yang maha bahagia” (1 Tim. 1:11 – “Allah yang mulia dan maha bahagia”) menghendaki supaya Saudara menjalani kehidupan yang berhasil dan penuh kebahagiaan.

Saudara akan melihat bagaimana Alkitab mengajarkan prinsip yang sangat bagus, yakni prinsip: ada masanya untuk menjadi kaya. Di Alkitab dicatat bahwa Tuhan memberkati beberapa hamba-Nya dengan kekayaan materi. Misalnya, Ayub (Ayub 42:12 – “TUHAN memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya yang dahulu; ia mendapat empat belas ribu ekor kambing domba, dan enam ribu unta, seribu pasang lembu, dan seribu ekor keledai betina.”) dan Raja Salomo (1 Raja 10:23 – “Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat.”) Tetapi, ada banyak hamba-Nya yang lain, yang takut akan Tuhan, tidak berlebih secara materi. Contohnya, Yohanes Pembaptis (Markus 1:6 – “Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan.”) dan Yesus Kristus. (Lukas 9:58 – “Yesus berkata kepadanya: ‘Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.'”) Jadi, menurut Alkitab, Allah berurusan dengan hamba-hamba-Nya selaras dengan maksud-tujuan-Nya bagi mereka pada masa itu. (Pengkhotbah 3:1 – “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.”)

Masa Penantian Menuju Sistem Baru

Pertanyaan untuk Saudara renungkan: Bagaimana prinsip ini berlaku bagi Saudara sekarang ini? Alkitab memberitahukan tentang nubuatan bahwa kita hidup di zaman akhir atau masa ”terakhir menuju Akhir Zaman”, atau ”hari-hari terakhir” dunia sekarang ini beserta sistemnya. Masa ini ditandai dengan peperangan, musibah-musibah seperti penyakit, kelaparan, gempa bumi, dan juga kemerosotan akhlak manusia. (lih. Matius 24:3; 2 Timotius 3:1-5; Lukas 21:10, 11; Wahyu 6:3-8)

“Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: ‘Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?'”(Mat. 24:3 ITB)

“Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!”(2 Tim. 3:1 ITB)

“Ia berkata kepada mereka: “Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.”(Luk. 21:10-11 ITB)

“Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, aku mendengar makhluk yang kedua berkata: ‘Mari!’ Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar. Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga berkata: ‘Mari!’ Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya. Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: ‘Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu.’ Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keempat, aku mendengar suara makhluk yang keempat berkata: ‘Mari!’ Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi.”(Why. 6:3-8 ITB)

Ringkasnya, dunia ini seperti sebuah kapal besar yang sudah mau tenggelam! Melihat kenyataan tersebut, kira-kira masuk akalkah kalau Allah memberkati setiap hamba-Nya dengan kekayaan materi, atau apakah Allah memiliki prioritas lain untuk kita?

Zaman kita sekarang yang digambarkan seperti itu pernah disinggung oleh Tuhan Yesus dalam pengajaran-Nya. Ia menyamakan zaman kita dengan zaman Nuh. Ia mengatakan, ”Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.” (Matius 24:37-39) Masih di prinsip yang serupa, melalui kitab Injil Lukas 17:28-30 Tuhan Yesus juga menyamakan zaman kita dengan zaman Lot. Tetangga-tetangga Lot di Sodom dan Gomora ’makan, minum, membeli, menjual, menanam, dan membangun’. ”Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua,” kata Yesus. Lalu Ia menambahkan, ”Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya.” Memang, tidak ada salahnya makan, minum, menikah, membeli, dan menjual. Bahayanya terletak pada terlalu asyiknya kita dengan hal-hal itu sehingga tidak memberikan perhatian akan gentingnya waktu. Cobalah Saudara merenungkan ini, ’Apakah Allah berlaku baik kepada Saya jika Ia memberkati Saya dengan hal-hal yang malah akan membuat kehidupan Saya dipenuhi dengan berbagai penyimpang perhatian?’ Jika demikian, Ia justru akan mencelakai Saudara. Ini bukanlah cara Tuhan menyatakan kasih-Nya! (lih. 1 Timotius 6:17).

“Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati.”(1 Tim. 6:17 ITB)

Bahayanya terletak pada terlalu asyiknya orang-percaya dengan urusan-urusan yang kurang penting sehingga tidak memberikan perhatian akan gentingnya waktu.

Ada Tugas Yang Lebih Genting Di Masa Ini

Di masa kita ini, tidak ada tugas panggilan yang lebih genting daripada menyelamatkan kehidupan. Di masa kritis dalam sejarah manusia ini, orang-percaya seharusnya menyadari bahwa mereka mempunyai pekerjaan yang mendesak. Tuhan Yesus mengatakan, ”Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” (Mat. 24:14 ITB) Sudah semestinya, orang-percaya, ya! Saudara menanggapi kata-kata Tuhan Yesus ini dengan sangat serius. Di masa kritis ini, Saudara semestinya menyarankan dan mengajak sesamanya untuk belajar tentang kenyataan Kerajaan Kekal itu dan persyaratan Allah untuk kehidupan abadi. (Yohanes 17:3 – “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.”)

Di sisi lain, tentu Allah tidak mengharapkan hamba-hamba-Nya yang setia harus hidup dalam kemiskinan atau mungkin harus tinggal di biara-biara yang terasing. Sebaliknya, Allah menghendaki agar orang-percaya puas dengan kebutuhan hidup sehingga bisa memfokuskan diri untuk melayani Dia. (Matius 6:33 – “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”) Dengan demikian, Ia akan memastikan bahwa berbagai kebutuhan materi orang-orang-percaya terpenuhi. Ini dijamin oleh Allah sendiri melalui Ibrani 13:5 yang mengatakan, ”Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: ’Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.’” Bahkan, Ia akan memenuhi janji-Nya dengan cara yang pasti. Ia memelihara orang-percaya yang taat dan setia melewati sistem zaman akhir ini untuk memasuki peradaban baru yang penuh damai, bahagia dan kekayaan sejati (bdk. Wahyu 7:9, 14). Jaminan pemeliharaan-Nya ini tidak berhenti sampai di sini. Yesus melanjutkan perkataan-Nya, ”Aku datang, supaya mereka [orang-percaya yang taat dan setia] mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” (Yohanes 10:10 ITB) Perlu Saudara mengerti bahwa ’kelimpahan’ di sini melampaui kelimpahan materi seperti keadaan di dunia saat ini. Suatu kehidupan tanpa akhir di Sorga bersama Allah.

Penutup

Perhatikanlah peringatan yang mendesak dari Tuhan Yesus kepada Saudara melalui Injil Lukas 21:34-35, ”Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini.” Mulai hari ini, janganlah Saudara membiarkan diri Saudara dikelabui dengan ajakan-ajakan yang melulu fokus pada kekayaan di dunia ini. Hari-hari ini akan banyak ajaran-ajaran yang menyimpangkan perhatian Saudara dari panggilan sesungguhnya dan menyeret hidup Saudara semakin jauh dari fokus yang sebenarnya. Pusatkan perhatian Saudara kepada penyelamatan kehidupan, sebelum masanya tiba “kapal dunia” ini tenggelam.

Ambillah waktu 2 menit ke depan untuk bertanya pada diri Saudara sendiri dengan pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

  • Sekarang ini adalah waktu yang ditetapkan untuk apa?
    “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.”
    Mat. 24:14 ITB
  • Jika Tuhan Yesus menyamakan zaman kita dengan zaman tokoh-tokoh di Alkitab ini, apa yang menjadi prioritas Saudara untuk dilakukan sekarang ini?
    “Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.”
    Mat. 24:37-39 ITB
  • Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun. Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya.”
    ​— Lukas 17:28-30 ITB
  • Jika Saudara ingin memperoleh kehidupan abadi, apa yang mesti Saudara hindari?​
    “Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.”
    Lukas 21:34

Image by supertonna0 from Pixabay

2 replies on “Tuhan menghendaki Saudara Kaya?”

Semakin mengerti sy akan kehendak Allah dalam hidup saya, bahwa Allah membuat kehidupan manusia berbeda beda sesuai dengan keinginan Allah untuk kemuliannya…jadi kita tdk bisa memaksakan untuk menjadi kaya ataupun kita pasrah saja dg keadaan…kita tetap lakukan bagian kita, itulah tugas kita dan apapun yg kita dapatkan setelah kita melakukan bagian kita, kita harus tetap mengucap syukur….1 Tesalonika 5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yg dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu…
Trm kasih Ps. Budi yg sdh memberikan pengajaran dan pengertian yg benar akan kekayaan…. Tuhan Yesus meberkati…

Jika anak Tuhan diberi kelimpahan materi itu adalah berkat dari Tuhan bukan dari jerih payahnya sendiri. Semakin diberi kelimpahan materi, maka semakin besar tanggup jawab yg harus dipikul, juga harus makin jadi berkat bagi sesama.
Manusia memang harus berusaha, tidak boleh menyerah begitu saja.
Tetapi berkat Tuhanlah yg menjadikan kaya.
Fokus anak Tuhan adalah memuliakan Tuhan dengan cara hidup yg benar.
Terimakasih pak Budi, materi ini sangat membantu untuk memahami dan mensyukuri berkat Tuhan. Gbu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *