Categories
Biblika What's New

Yesus: Yang Lanjut Usia

Yesus lebih tua dari Abraham yang telah lahir jauh sebelum dirinya ada. Ia pernah berjumpa dengan Musa. Dikatakan oleh Daniel bahwa Dia adalah Yang Lanjut Usia.

daftar isi
Yang Lanjut Usia

Ungkapan untuk Yesus sebagai Yang Lanjut Usia memberikan keterangan yang cukup bahwa Yesus lebih tua dari Abraham yang telah lahir jauh sebelum dirinya ada. Ia pernah berjumpa dengan Musa. Dikatakan oleh Daniel pula bahwa Dia adalah Yang Lanjut Usia. Pertanyaan-pertanyaan yang kemudian mungkin akan muncul ialah: Apakah ungkapan Yang Lanjut Usia ini menyatakan bahwa Yesus itu Allah? Bagaimana bisa Yesus disebut sebagai Allah sementara kesaksian itu berasal dari Yesus sendiri? Bukankah kesaksian yang sah itu seharusnya bukan kesaksian atas dirinya sendiri tetapi ada pihak lain yang memberikan kesaksian? Adakah di Alkitab, di mana Allah menyatakan Yesus adalah Tuhan? . . . dan seterusnya.

Salah satu pokok pembicaraan yang paling menarik dalam Alkitab yang perlu dipahami oleh banyak orang-percaya ialah keberadan Yesus muda (disebutkan oleh orang-orang Yahudi bahwa umur-Nya belum sampai 50 tahun; di Yohanes 8:57) ketika Ia sedang berbicara namun demikian dinyatakan bahwa diri-Nya lebih tua dari Abraham yang telah lahir jauh sebelum dirinya ada. Yesus menjawab, “Sungguh Aku berkata kepadamu: sebelum Abraham lahir, Aku sudah ada.”(Yoh. 8:58 BIMK)

Di sini Yesus mengklaim bahwa diri-Nya menjadi orang yang telah hidup dan ada sebelum Abraham, yakni lebih dari 2.000 tahun sebelumnya. Yesus sedang tidak sekedar mengatakan, “Sebelum Abraham lahir, Aku sudah ada,” namun sebenarnya Ia bermaksud menerangkan bahwa Dia berumur lebih dari 2.000 tahun. Keberadaan Yesus di masa lampau juga disinggung dalam tulisan nabi Daniel sebagai “Yang Lanjut Usia” untuk memberikan penegasan bahwa diri-Nya Anak Allah dan Firman Allah (Lihat Daniel 7:9, 13, 22; Wahyu 1:14; 20:4).

“Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar;” – Dan. 7:9 ITB)

“Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya.” – (Dan. 7:13 ITB)

“sampai Yang Lanjut Usianya itu datang dan keadilan diberikan kepada orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi dan waktunya datang orang-orang kudus itu memegang pemerintahan.” – (Dan. 7:22 ITB)

“Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.” – (Why. 1:14 ITB)

“Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.” – (Why. 20:4 ITB)

Sebaliknya, frasa Ego Eimi dalam kalimat ini (“Sungguh Aku berkata kepadamu: sebelum Abraham lahir, Aku sudah ada.”), Yesus sedang menggunakan bentuk keterangan waktu “sekarang” dalam menjelaskan tentang keberadaan-Nya yang lebih dari 2.000 tahun sebelumnya. Ini memaksudkan bahwa Ia mengklaim semacam transendensi (=keberadaan atau pengalaman yang melebihi atau berada di luar batas normal atau level fisik.) dari waktu ke waktu yang hanya bisa benar-benar terjadi dan dialami oleh Tuhan sendiri.

Transendensi adalah keberadaan atau pengalaman yang melebihi atau berada di luar batas normal atau level fisik.

Perjumpaan dengan Musa

Dalam catatan Yohanes 8:58, kata “Aku ada” dalam bahasa Yunani menggunakan ungkapan/ekspresi (Egō eimi) yang sama dengan ungkapan yang ditemukan dalam tulisan para Sarjana Yahudi (Septuaginta) dalam mengungkapkan identifikasi diri Tuhan pada frasa pertama di Keluaran 3:14, “Aku adalah Aku/diri-Ku.” Dengan demikian, Alkitab sendiri memberikan kesaksian dan bukti bahwa Yesus mengklaim tidak hanya sebagai Yang Kekal tetapi juga sebagai Tuhan yang menampakkan diri kepada Musa di semak yang terbakar.

Dianggap sebagai Penghujatan dalam Agama Yahudi

Ringkasnya adalah, bahwa dalam perikop ini (Yohanes 5:19-47), para lawan Yahudi-Nya segera mengerti maksud perkataan-Nya dan kemudian mereka “mengambil batu” untuk melempari Dia (dengan batu) sampai mati karena Yesus dianggap sedang melakukan penghujatan (lihat Yohanes 8:59).

“Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.” – (Yoh. 8:59 ITB)

Sebagai catatan tambahan, Yesus pernah mengatakan kepada murid-murid-Nya tentang identitas diri-Nya dalam Yohanes 6:20, “Tetapi Ia berkata kepada mereka: ‘Aku ini (ego eimi), jangan takut!’” (Lihat juga di Yoh. 8:24).

“Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia (Ego eimi; Aku ada/Aku adalah Aku), kamu akan mati dalam dosamu.” – (Yoh. 8:24 ITB)

Penutup

Alkitab adalah Firman Allah. Sebagai Firman Allah, ia mampu bersaksi, mampu menjelaskan dirinya sendiri dan mampu mengungkapkan keberadaan diri Allah dengan banyak cara di balik catatan peristiwa, waktu, kesaksian hidup (manusia) dan semua yang dicatat di dalamnya. Yang dibutuhkan orang Kristen untuk mengenal Allah melalui Firman-Nya (Alkitab) ialah mempercayainya. Sekalipun banyak orang meragukan Alkitab atau bahkan tidak mempercayainya, toh Alkitab tidak membutuhkan keberatan mereka. Terlepas dari seseorang percaya kepadanya atau tidak, Alkitab adalah benar adanya dan bersaksi tentang diri-Nya Allah sendiri. Kesaksian Alkitab tentang Allah yang dipantulkan melalui dan dalam diri Yesus Kristus dinyatakannya di dalam Yohanes 1:1,14, “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”

Image by Rudy and Peter Skitterians from Pixabay

One reply on “Yesus: Yang Lanjut Usia”

Saya menambahkan sedikit untuk memperlengkapi pembahasan ini dengan 2 (dua) kontekstualisasi, yakni konteks budaya-bahasa dan konteks literatur naskah Alkitab.

A. Konteks Budaya-Bahasa

Beberapa hal yang perlu dipahami tentang konsep berpikir orang Ibrani ialah:

Bangsa Ibrani (Yahudi) memiliki budaya yang UNIK (tidak ada duanya) yang dibangun di atas dasar keyakinan kepada TUHAN (EL atau YEHOVA) dalam lima kitab Taurat Musa, hukum Taurat kitab para nabi (Kitab Ezra-Nehemia) dan juga kitab para nabi.

3 Alasan mengapa Yesus tidak menyebut diri-Nya sebagai Allah namun bukan berarti Ia bukan Allah.

1. TUHAN yang diyakini bangsa Ibrani adalah TUHAN (EL/YEHOVA) yang TUNGGAL (SATU), bukan KESATUAN melainkan KETUNGGALAN (Ulangan 6:4).

Oleh sebab itulah, jika ada orang Yahudi (termasuk Yesus) yang mengaku (terang-terangan atau pun terselubung) bahwa dirinya Allah atau menyamakan diri dengan TUHAN (YEHOVA) itu merupakan pelanggaran dan harus dihukum menurut hukum Taurat.

2. Menyebut nama TUHAN secara verbal/lisan merupakan sebuah pelanggaran Perintah Allah, hukum Taurat dan budaya mereka (Kel. 20:7).

Itu sebabnya, Yesus (sebagai seorang Yahudi) tidak akan mungkin “menyebut TUHAN” apalagi menerangkan sebutan itu untuk diri-Nya sendiri. Ini jelas terlihat dari latar belakang kehidupan Yesus yang dibesarkan dengan budaya “10 Perintah Allah” yang membunyikan larangan “Jangan menyebut nama TUHAN dengan sembarangan”.

3. Sekalipun budaya komunikasi bangsa Ibrani menekankan pada bahasa/penuturan lisan/verbal, namun bahasa tulisan yang digunakan juga kaya dengan gaya dan kazanah linguistik (kebahasaan). Salah satunya yang sering digunakan dalam penulisan naskah Alkitab ialah METAFORA (perbandingan: seperti tetapi bukan. Dan, ada makna di balik yang “seperti itu”.) dan gaya bahasa SIMILE (persamaan: sifatnya mirip dengan).

Contoh METAFORA:
– “Aku adalah roti hidup.”. Bukan berarti Yesus itu roti. Maknanya, Yesus itu seperti roti yang memberikan makanan yang menghidupkan (rohani). Tanpa itu, manusia akan mati.
– Ada lagi, “Tuhan adalah gembalaku”. Tuhan bukanlah seorang gembala. Tuhan ya Tuhan, gembala ya gembala. 🙂 Maknanya, bagi Daud (si penulis), Tuhan itu adalah sang pelindung, pemelihara, dan pengasih bagi dirinya Daud, terlebih bagi bangsa Israel yang dipimpin oleh Daud.

Contoh SIMILE:
– “Berbahagilah orang yang kesukaannya ialah merenungkan Taurat… siang dan malam.. ia seperti POHON yang ditanam di….” Maknanya, orang-percaya yang mencintai Alkitab itu akan memiliki sifat mirip/sama seperti sebuah pohon yang bertumbuh subur di tepi air meskipun di tengah padang gurun gersang.

Nah, ringkasnya, memang Yesus TIDAK PERNAH mengakui/bersaksi terang-terangan bahwa diri-Nya itu TUHAN. Kalimat-kalimat pernyataan yang Yesus gunakan untuk menyatakan diri-Nya itu Tuhan adalah dengan gaya bahasa METAFORA dan SIMILE. Contoh: Ego eimi (Aku ada), merujuk pada frasa “Aku adalah Aku (Yehova).

B. Konteks Literatur Naskah Alkitab

Alkitab memberitahukan kesaksian-kesaksian bahwa Yesus adalah Tuhan dari:

1. Tomas:
Tomas menjawab Dia: “Ya Tuhanku dan Allahku!” Kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” (Yoh. 20:28-29 IB)*

2. Paulus kepada Titus:
dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, (Tit. 2:13 TB)

3. Simon Petrus:
Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. (2 Pet. 1:1 TB)

4. Bapa kepada Yesus sendiri:
Tetapi tentang Anak Ia berkata: “Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran. (Ibr. 1:8 TB)

5. Lain-lain tentang ajakan untuk menyembah kepada Yesus sebagai Allah: Wahyu 19:10; Matius 2:11; 14:33; 28:9, 17; Lukas 24:52; Yohanes 9:38; 1 Yohanes 2:2; 2 Korintus 5:21.

Masih banyak lagi kesaksian-kesaksian lainnya yang ada di Alkitab.

Semoga bisa menambah jawaban ya..

Thanks. Gbu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *