Categories
Akhir Zaman What's New

Air Bah di Daniel 9:26

Apakah ini berbicara tentang banjir harfiah, yang berarti bahwa rakyat seorang raja itu sekonyong-konyong berakhir dan luluh-lantah karena banjir?

Misteri tentang Air Bah di Daniel 9:26 sering menjadi topik yang menarik untuk diselidiki. Frasa “menemui ajalnya dalam air bah” di dalam Daniel 9:26, dalam bahasa Ibrani dibunyikan: “weqitso vassetef”, dan diterjemahan secara langsung menjadi: “akhir dari itu akan bersama air bah.”

Apakah ini berbicara tentang banjir harfiah, yang berarti bahwa rakyat seorang raja (am nagid -bhs. Ibrani) itu sekonyong-konyong berakhir dan luluh-lantah karena banjir?
Atau, apakah ini berbicara peristiwa sejarah yang terjadi pada tahun 70 Masehi ketika pasukan Romawi menghancurkan kota Yerusalem, atau apakah ini merujuk pada peristiwa akhir zaman?

Kitab Daniel termasuk kitab yang sulit, dan ayat ini pun tergolong ayat yang sangat sulit, karena di ayat ini, peristiwa yang dicatat tersebut melompat dari masa kehancuran Yerusalem dan Bait Suci yang dilakukan oleh Romawi (jenderal Titus) pada tahun 70 Masehi hingga masa si Binatang buas pada akhir zaman… dalam SATU KALIMAT.

Mari kita perhatikan dengan cermat ayat ini:
“Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan seorang yang telah diurapi, padahal tidak ada salahnya apa-apa. Maka datanglah rakyat seorang raja (am nagid -bhs. Ibrani) memusnahkan kota dan tempat kudus itu, tetapi raja itu akan menemui ajalnya dalam air bah; dan sampai pada akhir zaman akan ada peperangan dan pemusnahan, seperti yang telah ditetapkan.” (Dan. 9:26)

Daniel 9:26 adalah ayat yang sulit, karena mencatat dua peristiwa yang melompat dari masa sejarah penjajahan Romawi hingga masa si Binatang buas di akhir zaman… dalam satu kalimat!

Dari Daniel 9:26 di atas, terdapat 2 (dua) frasa yang dipisahkan dengan tanda baca “titik-koma”. Untuk itu, 2 (dua) frasa tersebut akan diuraikan satu per satu sebagai berikut:

(1) Frasa Pertama = terjadi di masa Romawi

Frasa 1: “Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan seorang yang telah diurapi, padahal tidak ada salahnya apa-apa. Maka datanglah rakyat seorang raja (am nagid -bhs. Ibrani) memusnahkan kota dan tempat kudus itu, tetapi raja itu akan menemui ajalnya dalam air bah;”

Penting untuk dipahami terlebih dahulu, bahwa seluruh pasal 9 terjadi pada masa pemerintahan Darius I, yang merupakan seorang Media. Dikatakan bahwa ia adalah orang Media di bawah malaikat agung yang disebut Pangeran Persia (Dan. 10:13, 20).

Dari dua ayat dalam Daniel pasal 10 tersebut dikatakan bahwa,

“Pemimpin kerajaan orang Persia berdiri dua puluh satu hari lamanya menentang aku; tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari pemimpin-pemimpin terkemuka, datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di sana berhadapan dengan raja-raja orang Persia.”

Dan. 10:13

“Lalu katanya: Tahukah engkau, mengapa aku datang kepadamu? Sebentar lagi aku kembali untuk berperang dengan pemimpin orang Persia, dan sesudah aku selesai dengan dia, maka pemimpin orang Yunani akan datang.”

Dan. 10:20

Sejenak kita membahas mengenai malaikat agung yang disebut sebagai Pangeran Persia. Ada keterangan dari data sekunder, yakni Tawarikh Nabonidus (sebuah prasasti kuno yang termasuk Tawarikh Babilonia) juga memuat catatan kemenangan Koresh (Persia) atas Astyagas (Media). Jadi tepat seperti penglihatan Daniel, mulanya Media tumbuh lebih dulu menjadi penguasa, kemudian Persia di bawah pimpinan Koresh mengalahkan Media dan selanjutnya justru menjadi penguasa Asia (yaitu Timur Tengah dan Timur Jauh), menggenapi perkataan “kedua tanduk itu tinggi, tetapi yang satu lebih tinggi dari yang lain, dan yang tinggi itu tumbuh terakhir.” (Daniel 8:4)

Tawarikh Nabonidus
Gambar 1 – Tawarikh Nabonidus


Gb. 1 – Tawarikh Nabonidus berbentuk lempengan tanah liat yang saat ini disimpan di British Museum, London, Inggris. Berukuran 14 cm (p) x 14 cm (l), tetapi rusak berat di bagian bawah dan hampir seluruh sebelah kirinya.

Jadi, yang dimaksud “rakyat seorang raja” yang akan datang di sini (Dan. 9:26) adalah “rakyat pemimpin orang Yunani” (Dan. 10:20), yakni seorang malaikat agung yang datang setelah raja Persia. Kata “Yunani” dalam Daniel 10:20, sebenarnya dalam bahasa Ibrani adalah “Yavan”. Menurut kamus Strong (h3120), asal-usul Yavan ini mungkin nama anak dari Yoktan, dan rasnya adalah Ionians, yaitu Yunani. Tetapi sebenarnya, secara karakteristik, kesamaan antara orang Yunani dan Romawi itu sangat dekat sehingga keduanya harus diklasifikasikan secara spiritual dan termasuk dalam bangsa Yavan.

Kembali kepada persoalan di awal, yaitu mengenai banjir (air bah). Terdapat 2 (dua) data di Alkitab yang saling terhubung. Pertama, di Daniel 9:26 dituliskan bahwa: “raja itu akan menemui ajalnya dalam air bah.” Dan, kedua, di Daniel 10:20 dituliskan bahwa : “aku kembali untuk berperang dengan pemimpin orang Persia, dan sesudah aku selesai dengan dia, maka pemimpin orang Yunani akan datang.” Ringkasnya, ini memiliki arti bahwa keseluruhan pembangunan kembali sebuah Bait Suci tidak akan diselesaikan sampai berakhir/tuntas (sekaligus juga merujuk pada berakhirnya masa bangsa-bangsa), sejak perang dan pemusnahan yang terjadi itu akan menghalangi proses pembangunan Bait Suci. Faktanya, setelah pemusnahan Bait Suci oleh Romawi hingga sekarang, belum pernah Bait Suci itu terbangun kembali, bahkan ketika bangsa Yahudi sekarang telah menduduki tanah ini.

Jadi, kemungkinan besar banjir itu adalah banjir perang dan kekerasan yang tak terhentikan, seperti yang dijelaskan dalam Yesaya 59:19, yaitu: “… Ketika musuh datang seperti banjir, Roh Tuhan akan mengangkat standar terhadapnya.” Ini diterjemahkan secara literal dari bahasa Ibrani yang berbunyi: “ki-yabo’ kannahar tsar ruah YHWH nosesah bo.” (Catatan: Terjemahan literal pada ayat ini berbeda bunyinya dalam Alkitab LAI versi Terjemahan Baru).

Kesimpulan 1: Inilah makna konotatif kata “banjir” terkait dengan peristiwa sejarah (perang dan pemusnahan oleh Romawi) yang pernah terjadi di masa lampau, tahun 70 M.

(2) Frasa Kedua = terjadi di masa Akhir Zaman

Frasa 2: “dan sampai pada akhir zaman akan ada peperangan dan pemusnahan, seperti yang telah ditetapkan.”

Frasa kedua ini menegaskan bahwa meskipun Bait Suci akan dibangun kembali pada masa si Binatang buas, Bait Suci (Yerusalem) akan menderita kehancuran karena sebuah kekejian (oleh Antikristus). Si Binatang itu (Antikristus) nantinya meninggalkan Yerusalem dalam reruntuhan, dan akan terlibat dalam perang dengan raja-raja di timur / Gog-Magog (Dan. 11:44). Kemudian, setelah kekalahannya, masa bangsa-bangsa akan berakhir (Dan. 7:11, Why. 10:6). Tepat setelah waktu inilah (maksudnya setelah perang Harmagedon), Bait Suci (secara permanen) akan dapat berfungsi.

Kesimpulan 2: Inilah makna kata “banjir” terkait dengan peristiwa perang Harmagedon yang akan terjadi di masa depan, yakni Akhir Zaman.

Image by almasri from Pixabay

2 replies on “Air Bah di Daniel 9:26”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *