Pertanyaan yang harus kita jawab sekarang ini adalah, “Apakah kita akan berakhir dengan tanda Allah pada dahi kita, atau “tanda binatang”? Artikel kesaksian di internet tentang dahi dan tanda Binatang yang pernah saya temukan mengatakan bahwa ada seorang wanita Amerika telah melelang dahinya kepada penawar tertinggi, yaitu sebuah perusahaan Dotcom dengan bayaran sebesar $ 10.000 (sekitar 150 juta) untuk memiliki tato “Nama Perusahaan Dotcom” tersebut pada dahinya secara permanen (selamanya). Pihak Marketing perusahaan untuk iklan dengan gaya semacam ini, yakni tato seumur hidup, terbukti jauh lebih menguntungkan karena mampu menarik perhatian media, secara gratis.
Seorang seniman tato, bernama Kevin Paul mengatakan, “Masalah dengan tato wajah adalah tidak ada yang kembali dari tato. Memiliki tato di wajah seperti itu, saya tahu bagaimana akhirnya orang akan melihat Anda dan menilai Anda secara berbeda. Saya pribadi tidak akan melakukannya jika saya bisa mengulang kembali waktu lagi.”
Intinya, tidak ada yang tersembunyi! Dalam tradisi budaya berbusana di masyarakat Israel, berbicara tentang “dahi” kita, itu tentang bagian yang paling menonjol di antara seluruh tubuh kita. Artinya, itulah kutub yang sangat berlawanan dengan “bagian-bagian yang tidak boleh diperlihatkan” sebagaimana 1 Korintus 12 menyebutnya – bagian yang kita perlakukan dengan kehormatan yang lebih besar dan melindungi dengan kesederhanaan yang lebih agung. Fakta yang harus disadari dan harus diterima adalah, dahi kita, benar-benar tepat berada di bagian terluar.
Di Alkitab, dahi sering menjadi metafora atau gambaran tentang 2-kutub yang berlawanan, yaitu gambaran untuk “keberanian & kekurangajaran”, tetapi juga memiliki konotasi “identitas dan penentuan nasib”.
Keterangan Gambar:
Tanda di Dahi dan Tangan.
Secara spiritual, Tanda di Dahi & Tangan melambangkan “otoritas atau kontrol kesetiaan hati dan perilaku” oleh Anak Domba.
Meterai Anak Domba di sini jelas meterai Tuhan yang menjamin/mengunci keselamatan dan kesentosaan umat-Nya
SEBERAPA PENTINGNYA “DAHI” MENURUT ALKITAB. Referensi untuk dahi di seluruh Alkitab memberikan konsep tentang 2-kutub yang berlawanan yakni sangat baik atau sangat buruk. Sementara yang berada di antaranya, tidak begitu banyak.
Berikut ini beberapa contoh yang saya maksud:
“Juga haruslah engkau membuat patam dari emas murni dan pada patam itu kauukirkanlah, diukirkan seperti meterai: Kudus bagi TUHAN. Haruslah patam itu engkau beri bertali ungu tua, dan haruslah itu dilekatkan pada serban, di sebelah depan serban itu. Patam itu haruslah ada pada dahi Harun, dan Harun harus menanggung akibat kesalahan terhadap segala yang dikuduskan oleh orang Israel, yakni terhadap segala persembahan kudusnya; maka haruslah patam itu tetap ada pada dahinya, sehingga TUHAN berkenan akan mereka.” (Keluaran 28:36-38)
Imam kepala harus menunjukkan atau mempertontonkan kepatuhannya/kesetiaannya kepada Tuhan dengan cara yang paling menonjol atau menyolok. Ini jelas konsep mengenai hidup seseorang yang sepenuhnya didedikasikan untuk Tuhan dan untuk tujuan-Nya – dia bukan lagi miliknya sendiri, tetapi milik Tuhan sebagai sebuah bejana atas nama rakyat Israel.
Tanda atau meterai bertuliskan, “Kudus bagi Tuhan” tepat di dahinya adalah pengingat yang ada terus-menerus dan penting bagi orang-orang atau masyarakat Israel. Tanda pengingat kepada Allah dan kepada imam itu sendiri tentang perjanjian yang telah dibuat di antara mereka. Keputusan telah dibuat dan hidupnya ditetapkan untuk Tuhan.
Inilah contoh referensi yang sangat positif. Bagaimana dengan contoh sebaliknya, konsep tentang kekurangajaran. Perhatikan contoh berikut ini:
Kita akan melihat beberapa referensi tentang dahi yang “kurang ajar” sebagai gambaran sikap keras kepala Israel terhadap Tuhan dan kita juga melihat beberapa penampilan dahi yang sangat menarik untuk dicermati dalam dua kisah tragis: (1) Goliat dijatuhkan dengan ketapel Daud tepat di dahi, dan (2) Upaya bodoh Raja Uzzia untuk merebut peran imam di tabernakel (ketika menolak untuk mengindahkan teguran dan peringatan), kemudian ia dihukum oleh penyakit kusta yang tiba-tiba muncul – Saudara pasti bisa menebaknya di mana kusta itu muncul – tepat di dahinya. Ya, di dahi! Tepat di sana untuk ditampilkan terang-terangan dan terbuka, untuk dilihat semua orang.
Ada referensi lainnya yang lebih menarik lagi dan lebih positif untuk dipelajari, yaitu dalam Yehezkiel 9, ketika Allah melancarkan penghakiman di Yerusalem, tetapi menyelamatkan mereka yang berduka dan berkabung karena dosa sebagaimana Tuhan perintahkan Mereka mendapat tanda khusus untuk melindungi mereka, di dahi mereka:
Tuhan berkata kepadanya, “Pergilah ke seluruh kota, melalui tengah-tengah Yerusalem. Buatlah tanda pada dahi orang-orang yang menghela nafas dan mengerang atas semua kekejian yang dilakukan di dalamnya.” Kepada yang lain Dia berkata dalam pendengaranku: “Pergilah ke kota mengejar dia dan serang … Tetapi jangan sentuh siapa pun yang memiliki tanda. Mulailah di Tempat Suci-Ku. “ (Yehezkiel 9: 4-6 Terjemahan bebas)
Sekali lagi, ini persoalan kesetiaan. Berdiri di satu sisi (Tuhan/Kudus) atau sisi yang lain.
Dalam konsep seperti inilah, Saudara juga dapat memilih harus berada di pihak siapa? Kita bisa melihat ide yang sama semacam ini di kitab terakhir dari Alkitab, yakni kitab Wahyu. Menariknya, subyeknya tidak muncul sama sekali dalam Perjanjian Baru, kecuali dalam kitab apokaliptik (kiamat), kitab Wahyu ini. Ketika Tuhan akan mencurahkan amarahnya, dia berkata,
“Jangan membahayakan bumi atau laut atau pohon-pohon, sampai kita telah memberi meterai pada dahi hamba-hamba Allah kita.” (Wahyu 7:3)
Tanda pada umat Allah ini adalah untuk melindungi mereka dari penghakiman, persis seperti dalam kitab Yehezkiel.
Contoh lain lagi. Dalam Wahyu pasal 9, sebuah keputusan untuk dikeluarkannya malaikat-malaikat gelap dalam rupa belalang-belalang yang menghancurkan (ayat 3), yang dikirim untuk menyerang dan menyiksa umat manusia … tetapi tidak semua umat manusia:
“… hanya orang-orang yang tidak memiliki meterai Tuhan di dahi mereka.” (Wahyu 9:4)
Ini adalah meterai perlindungan, kepemilikan, milik Allah.
Kesaksian seorang Yahudi Kristen menuliskan kisahnya, “Ketika saya membaca Yesaya 44:5, inilah panggilan yang kuat dan sangat mengilhami hidup saya. Konsep yang menggambarkan bahwa saya sebagai umat Allah harus membuat keputusan yang kuat dan permanen untuk mengidentifikasi diri saya tentang Allah Israel. Inilah yang selalu ada di ingatan saya sampai hari ini:”
Yang satu akan berkata: “Aku kepunyaan TUHAN.”
Yang lain akan menyebut dirinya dengan nama Yakub.
Yang ketiga akan menuliskan pada tangannya: “Kepunyaan TUHAN.”
dan akan menggelari dirinya dengan nama Israel.”
Melanjutkan kisah kesaksiannya, ia mengatakan, “Sampai di sinilah, pernah terpikirkan oleh saya untuk men-tato di tangan saya, sebagai tanda pernyataan kesetiaan saya kepada Tuhan. Tetapi syukurlah saya mendapat teguran oleh orang tua yang menentang gagasan saya ini. Saya tahu, itu bukanlah ide bagus untuk men-tato sesuatu di tangan Saudara juga.”
Bayangkan, tato wajah dan tangan jelas sulit disembunyikan. Bukankah ini menarik bahwa ada dua tempat di mana tanda binatang itu diletakkan? Dahi dan tangan!?
5 replies on “Dahi dan Tanda Binatang”
Saya tidak suka melihat orang di tatto bagian tubuhnya. Entah itu di tangan, punggung dan bagian tubuh lain.
Apalagi mentatto diri sendiri ….
Trm kasih pengajarannya pak Budi, kiranya juga memberkati banyak orang, Tuhan tambah tambahkan hikmat n pewahyuan atas pak Budi…amen…
Maaf kalau kurang berkenan, kalau boleh ditambahkan, dalam kehidupan sehari-hari dijumpai tanda kepemilikan ini dalam bentuk cap dengan besi panas pada sapi. BUKAN maksudnya menyamakan dengan sapi lho ya, hanya menyajikan tanda kepemilikan dalam kehidupan sehari-hari yang bisa langsung kita lihat. Hanya ilustrasi saja.
Apakah nanti dicap seperti itu ? Mungkin dengan cara lain.
MuyaseBe
Mengerikan sekali, kalau harus diberi tanda binatang.
Biarlah nama Bapa yg tertera di dahi dan hati kita orang percaya.
Tuhan yg mampukan setiap kita dan didapati Tuhan setia sampai pd kesudahannya tdk menerima tanda itu Amin