Pertanyaan: Mengapa Tuhan tega menyuruh hamba-Nya yang baik untuk mengawini perempuan sundal?
Ada sebagian kelompok menganggap bahwa pernikahan Hosea terjadi dalam suatu penglihatan, mimpi, atau tidak pernah benar-benar terjadi. Namum, dalam catatannya, sang nabi tidak mengatakan atau menyiratkan adanya sebuah penglihatan atau mimpi. Ada juga yang beranggapan bahwa perkawinan itu suatu alegori atau perumpamaan. Namun, lagi-lagi sang nabi tidak menggunakan istilah-istilah simbolis atau kiasan sewaktu membahas perkawinannya. Anggapan bahwa catatan itu memang memuat kisah nyata tentang nasib perkawinan nabi Hosea dengan Gomer dan tentang kembalinya Gomer kepada sang nabi memberikan bobot dan makna pada penerapan sejarah serta kehidupan Israel yang sebenarnya. Anggapan yang seperti demikianlah yang tidak menyalahi kemurnian catatan Alkitab, dan juga selaras dengan tindakan Tuhan dalam memilih bangsa Israel, juga perzinahan rohani yang dilakukan bangsa tersebut setelah itu, dan pemulihan hubungannya dengan Allah setelah mereka bertobat.
Untuk memahami kisah hidup Hosea, nabi Tuhan ini, haruslah terlebih dahulu mengerti jenis nubuat yang ditulis di dalam kitabnya. Jenis nubuat di sini adalah drama nubuat yang digunakan oleh Tuhan untuk merinci kehidupan pribadi di dalamnya, juga termasuk suatu kehidupan dalam skala yang luas yaitu bangsa tertentu. Rincian-rincian itu dicatat untuk kemudian dijadikan pola peristiwa di masa depan dalam pelaksanaan maksud dan tujuan Tuhan. Drama nubuat semacam ini juga digunakan di dalam surat Galatia 4:21-26.
Pasal 1 kitab Hosea melatarbelakangi drama di mana urusan rumah tangga nabi Hosea menggambarkan perkawinan simbolis yang TUHAN adakan dengan Israel melalui perjanjian Hukum Musa.
Dalam karirnya, nabi Hosea bernubuat paling sedikit selama 59 tahun, yakni selama pemerintahan tujuh penguasa terakhir di Israel (utara) dan raja-raja Yehuda (selatan) yakni Uzzia, Yotam, Ahaz, serta Hizkia. (Hosea 1:1). Meskipun kitab yang menyandang namanya, kitab Hosea, selesai ditulis tidak lama setelah 745 SM, isinya masih relevan di era sekarang ini, di mana kebanyakan orang-percaya moderen masih menempuh haluan seperti yang dinubuatkan dalam kata-kata, ”Mereka akan berjalan mengikuti Tuhan.” (Hosea 11:10).
Jika sekilas meninjau pasal 1 sampai 5 dalam buku Hosea ini, maka Saudara akan semakin bertekad untuk berjalan bersama Tuhan dengan menunjukkan iman serta menempuh haluan yang selaras dengan kehendak-Nya. Meski penduduk kerajaan Israel bersalah karena melakukan perzinahan rohani, Tuhan akan berbelas kasihan kepada mereka jika mereka bertobat. Ini digambarkan melalui cara Hosea berurusan dengan istrinya, Gomer. Setelah ia melahirkan satu anak bagi Hosea, ia tampaknya melahirkan dua anak yang tidak sah. Namun, Hosea menerimanya kembali, persis sebagaimana Tuhan bersedia memperlihatkan belas kasihan kepada orang-orang Israel yang bertobat. (Hosea 1:1–3:5).
Sewaktu Hosea mengambil Gomer sebagai istrinya, tentulah Gomer masih seorang gadis perawan, dan ia adalah istri yang setia sewaktu ia ”melahirkan seorang anak laki-laki baginya” (Hosea 1:3). Seperti digambarkan dalam drama simbolis tadi, tidak lama setelah membebaskan bangsa Israel dari perbudakan orang Mesir pada tahun 1513 SM, Tuhan juga membuat suatu perjanjian-nikah dengan mereka untuk suatu perkawinan yang kudus. Dengan menyetujui perjanjian itu, Israel terikat-janji untuk setia kepada ’pemilik dan suami’ mereka, TUHAN atau YHWH. (Yesaya 54:5) Inilah perkawinan simbolis Israel dengan Tuhan yang dilambangkan dalam perkawinan Hosea yang kudus dengan Gomer. Tetapi, situasi berubah drastis! Sebagaimana digambarkan dengan nasib perkawinan Hosea dengan Gomer. Istrinya ”hamil lagi pada waktu yang berbeda dan melahirkan seorang anak perempuan”. Anak itu dan seorang anak lagi kemungkinan dilahirkan Gomer sebagai hasil percabulan. (Hosea 1:6, 8) Karena Gomer menggambarkan Israel, Saudara mungkin bertanya, “Bagaimana Israel sampai hati untuk melacurkan dirinya?” Pada tahun 997 SM, sepuluh suku Israel memisahkan diri dari suku Yehuda dan Benyamin di selatan. Penyembahan anak lembu dibentuk di kerajaan Israel (sepuluh suku) di utara sehingga penduduknya tidak perlu pergi ke Yehuda untuk menyembah YHWH di bait-Nya di Yerusalem. Itu berurat-akar di Israel dan terus berkembang hingga menjadi ibadah-ibadah kepada dewa palsu Baal, dengan pesta seks liarnya.
Sebagaiman dinubuatkan oleh Hosea di pasal 1:6, demikianlah hal ini terjadi. Sewaktu Gomer melahirkan anak kedua yang tidak sah, Tuhan memberitahu Hosea, ”Namailah dia Lo-ruhama [artinya ”Ia Tidak Mendapat Belas Kasihan”], sebab Aku tidak akan memperlihatkan belas kasihan lagi kepada bani-Israel, karena Aku pasti akan membawa mereka pergi.” (Hosea 1:6) TUHAN ”membawa mereka pergi” sewaktu orang Asyur membawa penduduk Israel ke penawanan pada tahun 740 SM. Namun, Tuhan memperlihatkan belas kasihan kepada kerajaan Yehuda, dua suku yang tersisa di selatan, dan menyelamatkannya tetapi bukan dengan busur, pedang, perang, kuda, atau penunggang kuda (Hosea 1:7). Di dalam 2 Raja 19:35 dicatat bahwa dalam satu malam pada tahun 732 SM, cukup seorang malaikat saja sanggup membunuh 185.000 tentara Asyur yang sedang mengancam ibu kota Yehuda, Yerusalem.
Perzinahan Israel tergambar seperti Gomer meninggalkan Hosea dan menjadi ”istri percabulan”, berzinah dan tinggal dengan pria lain. Ini melukiskan bagaimana nasib Israel serupa dengan nasib perkawinan Hosea dengan Gomer. Kerajaan Israel mengadakan persekutuan politik dengan bangsa-bangsa penyembah berhala dan mulai bergantung kepada mereka. (Lihat juga topik Kisah Memalukan: Ohola dan Oholiba) Bukannya menganggap TUHAN sebagai sumber berkat materi mereka, namun Israel menganggap ini bersumber dari para dewa bangsa-bangsa tersebut dan melanggar perjanjian perkawinannya dengan Tuhan dengan mengikuti ibadah palsu. Hanya beberapa orang di antara penduduk Israel yang ditawan yang sadar betapa baik keadaan mereka dulu manakala bapak leluhur mereka setia melayani Tuhan.
Sejak Israel digempur oleh bangsa Asyur, tidak ada satupun bangsa-bangsa yang telah “mencintainya dengan penuh nafsu” sanggup menolong mereka. Dari sinilah, tersisa orang-orang yang akan menolak ibadah kepada Baal dan berupaya memperbarui hubungan perjanjian dengan TUHAN.
Bagaimana Hosea sampai memperbarui hubungan perkawinan dengan Gomer? Untuk lebih sepenuhnya memahami hubungan antara urusan rumah tangga Hosea dan hubungan Israel dengan TUHAN, perhatikan kata-kata ini, ”Berfirmanlah TUHAN kepadaku: ‘Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah, seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka berpaling kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis'” (Hosea 3:1). Hosea mematuhi perintah ini dengan menebus (membeli kembali) Gomer dari pria yang dengannya ia telah tinggal. Setelah itu, Hosea dengan tegas memperingatkan istrinya, ”Untuk waktu yang lama, engkau akan tinggal sebagai milikku. Engkau tidak boleh melakukan percabulan, dan engkau tidak boleh menjadi milik pria lain.” (Lihat Hosea 3:2, 3) Gomer menyambut disiplin itu, dan Hosea memperbarui hubungan perkawinan dengannya. Bagaimana hal ini menggambarkan cara Allah berurusan dengan penduduk Israel dan Yehuda?
Lalu aku membeli dia bagiku dengan bayaran lima belas syikal perak dan satu setengah homer jelai. Aku berkata kepadanya: “Lama engkau harus diam padaku dengan tidak bersundal dan dengan tidak menjadi kepunyaan seorang laki-laki; juga aku ini tidak akan bersetubuh dengan engkau.”
Hos. 3:2-3
Sewaktu orang-orang buangan dari Israel dan Yehuda ditawan di Babel, Allah menggunakan nabi-nabi-Nya guna ’berbicara untuk mencapai hati mereka’. Untuk menerima belas kasihan ilahi, umat-Nya harus memperlihatkan pertobatan dan kembali kepada “Suami serta Pemilik” mereka, seperti Gomer kembali kepada suaminya. Kemudian, TUHAN akan membawa bangsa yang bagaikan istrinya yang telah didisiplin itu keluar dari ”padang belantara” Babel dan kembali ke Yehuda dan Yerusalem. (Hosea 2:14, 15). Pada tahun 537 SM, TUHAN menggenapi janji itu.
Image by Md. Riasat Azim Aditto from Pixabay
2 replies on “Nasib Perkawinan Nabi Hosea dengan Gomer”
Kasih Allah itu sungguh luar biasa, meskipun berulang kali bangsa Israel berpaling dan meninggalkan Allah, menyakiti hati Allah, jika bangsa Israel bertobat Allah tetap mau menerima kembali.
Hosea adalah nabi yg sangat taat kepada Allah, sehingga Hosea tetap mau menerima kembali Gomer yg sdh berzinah. Tidak semua suami mau melakukan hal itu, apalagi di jaman sekarang ini, pasti sudah diceraikan.
Terimakasih Pak Budi untuk materi yg sudah disajikan. Materi ini sangat membantu untuk memahami kasih Allah. Gbu
Sungguh luar biasa Tuhan memberikan pengajaran n pelajaran hidup bagi umat Nya, tentang kesetiaan dan komitmen, kiranya Tuhan mampukan kami untuk bisa belajar setia dan komitmen dengan Tuhan, karena hanya bersandar pd Tuhan sajalah kita di kuatkan dan dimampukan, karena tanpa Tuhan kita tidak bisa apa apa…