Gog dan Magog, baik dalam tradisi Yahudi maupun dalam Alkitab, masing-masing dinubuatkan sebagai penyerang umat Israel dan merupakan wilayah atau tanah dari mana ia berasal. Ia juga merupakan kekuatan jahat menentang umat Allah.
“Beginilah firman Tuhan ALLAH: Pada hari itu timbullah niat dalam hatimu dan engkau membuat rancangan jahat. Engkau berkata: Aku akan bangkit bergerak menyerang tanah yang kota-kotanya tanpa tembok dan akan mendatangi orang-orang yang hidup tenang-tenang dan diam dengan aman tenteram; mereka semuanya diam tanpa tembok atau palang atau pintu gerbang. Engkau bermaksud untuk merampas dan menjarah dan mengacungkan tanganmu terhadap reruntuhanreruntuhan yang sudah didiami kembali dan menyerang umat‐Ku yang dikumpulkan dari tengah bangsa-bangsa. Mereka sudah mempunyai ternak dan harta benda dan mereka diam di pusat bumi.”
Yehezkiel 38:10‐12
Dalam sejarah, Magog adalah keturunan langsung dari Yafet, atau juga merupakan cucu dari nabi Nuh (Kejadian 10:2 – “Keturunan Yafet ialah Gomer, Magog, Madai, Yawan, Tubal, Mesekh dan Tiras”). Menurut hasil kajian etnologis dari seorang sejarahwan kuno, Flavius Yosefus, keturunan Yafet ini meliputi etnis-etnis orang kulit putih (Jerman, Irlandia, Skotlandia, Mongol, Slavia, Hongaria, Oastun, dan Afganistan). Keturunan Magog berdiam jauh di utara Israel, kemungkinan di Eropa dan Asia Utara (Yehezkiel 38:2).
“dan datang dari tempatmu dari utara sekali, engkau dengan banyak bangsa yang menyertai engkau, mereka semuanya mengendarai kuda, suatu kumpulan yang besar dan suatu pasukan yang kuat.” (Yeh. 38:15)
Magog terlihat sebagai rujukan kepada “kaum barbar utara” pada umumnya, tetapi juga berhubungan dengan Magog secara pribadi. Keturunan Magog digambarkan sebagai pendekar yang terampil (Yehezkiel 38:15, 39:3-9).
“Aku akan memukul tangan kirimu sehingga busurmu jatuh dan membuat panah-panahmu berjatuhan dari tangan kananmu. Di atas gunung-gunung Israel engkau akan rebah dengan seluruh bala tentaramu beserta bangsa-bangsa yang menyertai engkau; dan engkau akan Kuberikan kepada burung-burung buas dari segala jenis dan kepada binatang-binatang buas menjadi makanannya. Engkau akan rebah di padang, sebab Aku yang mengatakannya, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Aku mendatangkan api ke atas Magog dan ke atas orang-orang yang diam di daerah pesisir dengan aman tenteram, dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN. Dan Aku akan menyatakan nama-Ku yang kudus di tengah-tengah umat-Ku Israel dan Aku tidak lagi membiarkan nama-Ku yang kudus dinajiskan, sehingga bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, Yang Mahakudus di Israel. Sungguh, pasti datang dan terjadi, yaitu hari yang sudah Kufirmankan. Dan yang diam di kota-kota Israel akan keluar dan menyalakan api serta membakar semua perlengkapan senjata Gog, yaitu perisai kecil dan besar, busur dan panah, tongkat pemukul dan tombak, dan mereka membakarnya selama tujuh tahun.” (Yeh. 39:3-9)
Nama Gog dan Magog disebut di dalam Yehezkiel 38-39 dan juga di dalam Wahyu 20:7-8. Walaupun kedua kasus ini mengutip nama yang sama, sebuah eksegesis Alkitab menjelaskan bahwa mereka tidak merujuk kepada manusia yang sama dan peristiwa yang sama. Di dalam kasus nubuat Yehezkiel, Gog menjadi pemimpin pasukan yang besar yang menyerang Israel. Gog dijuluki “di tanah Magog, yaitu raja agung negeri Mesekh dan Tubal” (Yehezkiel 38:2-3). Pertempuran Gog dan Magog terjadi di waktu kesengsaraan, secara khusus pada 3,5 tahun kedua. Bukti terkuat dari pandangan ini adalah bahwa penyerangan tersebut terjadi ketika Israel sedang berdamai (Yehezkiel 38:8,11). Gambaran Yehezkiel ada pada sebuah bangsa yang aman dan yang tidak siaga. Israel tentunya belum berdamai pada saat ini, dan tidak terpikirkan bahwa bangsa tersebut akan lengah berjaga kecuali ada sebuah peristiwa besar. Ketika perjanjian Israel dengan Binatang/Antikristus sedang berlaku pada awal Minggu ke-70 Daniel (juga dikenal sebagai masa kesengsaraan 7-tahun, Daniel 9:27a), Israel akan berdamai. Kemungkinan besar peristiwa peperangan-nya akan terjadi pada masa damai yang kedua, di mana Israel terserak sejak Antikris duduk di bait Suci (pertengahan Masa Kesengsaraan) dan kemudian mereka kembali ke Yerusalem tepat setelah hari ke-1150 Antikris mendengar kabar dari Timur dan sebelah Utara (Daniel 21:44) dan keluar dari bait suci menuju ke Timur dan Utara untuk berperang melawan Gog & Magog (ini terjadi selama sisa waktu 110 hari menjelang 3,5 Tahun kedua berakhir).
Gog merupakan raja agung negeri Mesekh dan Tubal (Yeh. 38:2). Pengikut Gog mencakup wilayah Persia, Etiopia, Libia dan Put (Yeh. 38:5; Daniel 11:43), beserta Gomer dan Bet-Togarma termasuk seluruh bala tentaranya (Yeh. 38:6). Gog akan dibinasakan Allah Sendiri di atas gunung-gunung Israel. Kehancuran yang terjadi akan sebegitu parahnya sehingga diperlukan tujuh bulan untuk mengubur semua mayatnya (Yehezkiel 39:11-12).
Dalam kasus lain, Gog dan Magog sekali lagi dikutip dalam Wahyu 20:7-8. Duplikasi penggunaan nama Gog dan Magog di dalam Wahyu 20:8-9 menunjukkan bahwa orang-orang yang membangkang terhadap Allah dan memusuhi Allah tidak berbeda dari mereka yang dikutip dalam Yehezkiel 38-39. Penyebutan semacam ini dapat digambarkan atau hampir sama jika pada jaman sekarang ini kita memanggil seorang sebagai “setan” karena ia berdosa dan jahat. Kita mengetahui orang tersebut bukanlah Setan secara harafiah, namun karena orang itu mempunyai kesamaan yang banyak, maka ia disebut sebagai “setan.”
Jadi, kitab Wahyu di sini menggunakan nubuat Yehezkiel mengenai Magog untuk menggambarkan sebuah serangan akhir terhadap bangsa Israel (Wahyu 20:8-9). Akhir dari pertempuran ini adalah semuanya dibinasakan, dan Setan akan menemui ajalnya untuk selamanya di dalam danau api (Wahyu 20:10).
Karena nama yang sama disebut dalam dua kasus dan peristiwa yang berbeda, sehingga muncul pertanyaan: “Yang benar yang mana? Gog dan Magog muncul sebelum Kerajaan 1000 Tahun (Yeh 38:2-3) atau sesudah Kerajaan 1000 Tahun (Why 20:7-8)?”
Penting untuk diingat bahwa Gog dan Magog di dalam Yehezkiel 38-39 adalah berbeda daripada yang dikutip di dalam Wahyu 20:7-8. Di bawah ini ada beberapa alasan logis mengapa ada perbedaan tersebut:
- Di dalam peperangan Yehezkiel 38-39, pasukan datangnya dari utara dan hanya melibatkan beberapa bangsa (Yehezkiel 38:6,15; 39:2). Sedangkan, peperangan di dalam Wahyu 20:7-9 melibatkan semua bangsa. Jadi pasukan datangnya dari semua arah, bukan hanya dari utara.
- Tidak ada pembahasan mengenai Setan di dalam konteks Yehezkiel 38-39. Di dalam Wahyu 20:7 konteksnya secara jelas menempatkan Setan pada akhir pemerintahan seribu tahun sebagai sosok utama dalam perannya memimpin pertempuran.
- Yehezkiel 39:11-12 menyatakan bahwa semua mayat akan dikuburkan selama tujuh bulan. Jelas, tidak akan ada kebutuhan menguburkan orang mati jika pertempuran di dalam Yehezkiel 38-39 sama dengan pertempuran di dalam Wahyu 20:8-9, karena sesudah peristiwa Wahyu 20:8-9 akan terjadi penghakiman Takhta Putih Agung (20:11-15) dan kemudian langit dan bumi akan dihancurkan, diganti dengan sebuah langit dan bumi yang baru (Wahyu 21:1). Tentunya menguburkan orang mati merupakan keharusan apabila pertempuran itu terjadi pada masa kesengsaraan (Tribulasi), karena Israel akan didiami untuk 1000 tahun kemudian, masa Kerajaan Seribu Tahun (Wahyu 20:4-6).
- Pertempuran di dalam Yehezkiel 38-39 digunakan Allah supaya Israel berbalik kepada-Nya (Yehezkiel 39:21-29). Sedangkan, di dalam Wahyu 20, Israel sudah setia kepada Allah selama 1000 tahun (Kerajaan Milenial). Mereka, di dalam Wahyu 20:7-10, yang membangkang akan dimusnahkan tanpa kesempatan lagi untuk bertobat.
Image by Hin und wieder gibts mal was. from Pixabay