daftar isi
- Tanda-tanda yang Menyertai Nabi
- Nabi di Era Perjanjian Lama
- Sekolah Nabi
- Nabi di Era Perjanjian Baru
- Nama-nama Nabi Sejati di Alkitab
- Penutup
Tanda-tanda yang Menyertai Nabi
Perlunya orang-percaya memiliki pengetahuan yang lengkap tentang siapakah Nabi sejati menurut Alkitab akan dapat menolong diri mereka untuk mengantisipasi munculnya orang-orang yang mengaku dirinya nabi/nabiah atau meyakini adanya nabi/nabiah di era moderen saat ini. Dalam perspektif Ibrani (atau Yahudi), kata ‘Nabi’ dalam bahasa Ibrani berasal dari akar kata yang memiliki arti “meluap keluar, seperti dari air mancur,” maka ini berkaitan erat dengan tindakan “mengucapkan”. Seperti yang tercatat dalam Mazmur 45:1, “Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Bunga bakung. Dari bani Korah. Nyanyian pengajaran; nyanyian kasih. Hatiku meluap dengan kata-kata indah, aku hendak menyampaikan sajakku kepada raja; lidahku ialah pena seorang jurutulis yang mahir.” Kata Ibrani ini merupakan rujukan pertama dan paling umum yang digunakan sebagai gelar untuk seorang nabi. Pada zaman Samuel, kata lain ro’eh, “pelihat”, mulai digunakan: “Dahulu di antara orang Israel, apabila seseorang pergi menanyakan petunjuk Allah, ia berkata begini: ‘Mari kita pergi kepada pelihat (ro’eh),’ sebab nabi yang sekarang ini disebutkan dahulu pelihat.” – 1 Samuel 9:9 . Itu terjadi sebanyak tujuh kali sehubungan dengan Samuel. Setelah itu kata lain, khozeh, “pelihat” mulai digunakan seperti dalam 2 Samuel 24:11 – ” Setelah Daud bangun dari pada waktu pagi, datanglah firman TUHAN kepada nabi Gad, pelihat (khozeh) Daud”. Dalam 1 Tawarikh 29:29 ketiga kata ini digunakan: “Samuel sang peramal (ro’eh), Natan sang nabi (nabi ‘), Gad sang pelihat” (khozeh). Dalam Yosua 13:22, Bileam disebut dalam bahasa Ibrani sebagai seorang kosem “peramal”, kata yang hanya digunakan untuk nabi palsu atau tiruan atau imitasi.
“Nabi” memproklamirkan pesan yang diberikan kepadanya, sebagaimana “pelihat” melihat visi Tuhan. Lihat pada Bilangan 12:6 dan Bilangan 12:8 berikut ini:.
“Lalu berfirmanlah Ia: ‘Dengarlah firman-Ku ini. Jika di antara kamu ada seorang nabi, maka Aku, TUHAN menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi.'” – (Bil. 12:6 ITB)
“Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia memandang rupa TUHAN. Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?” – (Bil. 12:8 ITB)
Jadi siapkah nabi sejati menurut Alkitab dapat dilihat dari ciri-cirinya yang utama, yaitu :
- juru bicaranya TUHAN; dia berbicara dalam nama Tuhan dan dengan otoritas-Nya (Keluaran 7:1 – “Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ‘Lihat, Aku mengangkat engkau sebagai Allah bagi Firaun, dan Harun, abangmu, akan menjadi nabimu.'”).
- mulut yang digunakan Tuhan untuk berbicara kepada umat/manusia (Yer 1:9; Yes 51:16), dan karenanya apa yang dikatakan nabi bukanlah tentang manusia tetapi tentang Tuhan (2Pet 1:20, 21; Bandingkan Ibr 3:7; Kis 4:25; 28:25).
- alat/lembaga/organ langsung-Nya Tuhan untuk mengkomunikasikan pikiran dan kehendak-Nya kepada manusia (Ul 18:18, 19).
Seluruh Firman Tuhan dalam pengertian umum ini dapat dibicarakan sebagai kenabian, karena itu ditulis oleh orang-orang yang menerima wahyu yang mereka komunikasikan dari Tuhan, tidak peduli apa sifatnya. Inilah yang penting, bahwa peramalan/nubuatan peristiwa masa depan bukanlah suatu keharusan tetapi hanya merupakan bagian insidental dari jabatan kenabian. Tugas besar yang diberikan kepada para nabi yang dimuliakan Tuhan di antara orang-orang adalah “untuk memperbaiki pelanggaran moral dan budaya-berpikir (Yahudi), untuk mewartakan kebenaran moral dan nilai-nilai rohani yang agung yang terkait dengan karakter Tuhan, dan yang terletak di dasar pemerintahan-Nya TUHAN.”
Nabi di Era Perjanjian Lama
Siapa saja yang menyandang predikat seorang Nabi dalam Alkitab?
- Di zaman Kuno, yaitu zaman patriark/leluhur (sebelum Israel ada), siapapun yang menjadi juru bicara Tuhan bagi manusia bisa disebut nabi. Jadi Henokh, Abraham, dan para leluhur, sebagai pembawa pesan Tuhan (Kejadian 20:7; Keluaran 7:1; Mazmur 105:15),
- Seperti juga Musa (Ulangan 18:15; 34:10; Hosea 12:13), diberi peringkat di antara para nabi.
- Tujuh puluh tua-tua Israel (Bilangan 11:16-29), “ketika roh bertumpu pada mereka, bernubuat;”
- Asaf dan Yedutun “bernubuat dengan harpa” (1Tawarikh 25:3)
- Para nabiah/nabi peremupan. Miriam saudara perempuan Musa (Keluaran 15:20), Debora istri Lapidot (Hakim 4:4), Hulda istri seorang pengurus pakaian raja, yang mengumumkan kehendak ilahi kepada Yosia setelah kitab Taurat ditemukan (2Raja 22:!4), Noaya yang bergabung dengan nabi-nabi lainnya dan dalam usaha untuk menakut-nakuti Nehemia (Neh. 6:14), dan Hana yang memuji Tuhan di Bait Suci sewaktu bayi Kristus dibawa ke sana (Luk. 2:36), istri Yesaya juga disebut nabiah (Yes. 8:3), keempat anak dara Filipus yang tidak disebut nama mereka bernubuat di Kaisarea (Kis 21:9).
Jadi, gelar tersebut memiliki aplikasi umum untuk semua orang yang memiliki pesan dari Tuhan kepada manusia (umat Allah).
Peramalan/nubuatan peristiwa masa depan bukanlah suatu keharusan tetapi hanya merupakan bagian insidental dari jabatan kenabian. Tugas besar yang diberikan kepada para nabi yang dimuliakan Tuhan di antara orang-orang adalah untuk memperbaiki pelanggaran moral dan budaya-berpikir (Yahudi), untuk mewartakan kebenaran moral dan nilai-nilai rohani yang agung yang terkait dengan karakter Tuhan, dan yang terletak di dasar pemerintahan-Nya TUHAN.
Sekolah Nabi
Sementara karunia kenabian muncul dan dilakukan sejak awal, maka urutan kenabian nampaknya dimulai dengan Samuel. Kemudian, “sekolah para nabi” dilembagakan untuk pelatihan para nabi semacam perguruan tinggi. Lembaga pendidikan untuk para nabi ini dibentuk dengan urutan yang berbeda (1Sam 2:3; 2:15; 4:38, 19:18-24; 2Raja 5:22), yang berlanjut hingga akhir Perjanjian Lama. “Sekolah para nabi” atau perguruan tinggi semacam itu didirikan di beberapa kota seperti: Rama, Bethel, Gilgal, Gibeah, dan Yeriko. “Siswa” atau “murid” dari para nabi adalah para pemuda Ibrani (2Raja 5:22; 9:1, 4) yang tinggal bersama di “sekolah-sekolah” di berbagai kota itu (2Raja 4:38-41). Para remaja putra diajar dan dididik tidak hanya tentang dasar-dasar pengetahuan duniawi/sekuler, tetapi mereka juga diperlengkapi dengan pendidikan khusus untuk menjalankan jabatan nabi, yakni “untuk mengkhotbahkan moralitas yang murni dan penyembahan yang sepenuh hati kepada Allah Yehova, dan untuk bertindak bersama serta berkoordinasi dengan golongan imamat (rohaniawan di Bait Suci) dan golongan monarki (Pemerintahan Kerajaan/Politik Kenegaraan) dalam membimbing negara dengan benar dan memantau/me-monitoring semua upaya ilegalitas dan tirani yang menentang kedaulatan Allah Yehova.”
Ada enam belas nabi Perjanjian Lama, yang nubuatannya merupakan bagian dari kanon yang diilhami. Ini dibagi menjadi 4 kelompok:
- Para nabi kerajaan utara (Israel), yaitu Hosea, Amos, Yoel, Yunus.
- Para nabi kerjaan selatan (Yehuda), yaitu, Yesaya, Yeremia, Obaja, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya.
- Para nabi Penawanan/Pembuangan, yaitu, Yehezkiel dan Daniel.
- Para nabi Pembebasan/Pemulihan, yaitu Hagai, Zakharia, dan Maleakhi.
Nabi di Era Perjanjian Baru
Di zaman Perjanjian Baru, jabatan kenabian masih tetap dilanjutkan. Tuhan Yesus sering disebut sebagai seorang nabi (Lukas 13:33; 24:19). Dia dulu dan sekarang adalah Nabi Agung Gereja.
“Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem.” – (Luk. 13:33 ITB)
Seperti dalam Perjanjian Lama, ada pula di Gereja urutan nabi yang berbeda (1 Korintus 12:28; Efesus 2:20; 3:5), yang membuat wahyu baru dari Tuhan. Mereka berbeda dengan “guru/rabbi/pengajar”, yang bertugas untuk menyampaikan kebenaran yang telah diungkapkan.
Di era Perjanjian Lama, sekolah atau perguruan tinggi nabi memberikan pendidikan khusus bagi putra-putri Ibrani untuk mengkhotbahkan moralitas yang murni dan penyembahan yang sepenuh hati kepada Allah Yehova, dan untuk bertindak bersama serta berkoordinasi dengan golongan imamat (rohaniawan di Bait Suci) dan golongan monarki (Pemerintahan Kerajaan/Politik Kenegaraan) dalam membimbing negara dengan benar dan memantau/me-monitoring semua upaya ilegalitas dan tirani yang menentang kedaulatan Allah Yehova.
Nama-nama Nabi Sejati di Alkitab
Berdasarkan tugasnya, nabi dalam Alkitab dibedakan menjadi dua, yakni nabi berkata-kata dan nabi menulis. Nabi berkata-kata ialah nabi-nabi yang karya-karya serta pesan Allah yang disampaikannya tidak ditulis dalam buku/kitab melainkan disampaikan secara lisan. Sedangkan nabi menulis adalah para nabi yang karya-karya serta pesan Allah disampaikan kepada pendengarnya baik dalam bentuk lisan maupun tulisan dalam kitab.
Berikut ini adalah nama-nama nabi sejati yang disebutkan namanya dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru:
(diurutkan sesuai abjad)
- Abraham
- Ahiyah
- Amos (karya: kitab Amos)
- Asaf
- Balaam
- Barnabas
- Daniel (karya: kitab Daniel)
- David/Daud
- Eliyah
- Eldad
- Elisha
- Eliseus
- Henokh (disebut di Yudas 1:14-15)
- Yehezekiel (karya: kitab Yehezekiel)
- Ezra (karya: kitab Ezra)
- Gad
- Habakkuk (karya: kitab nubuatan Habakkuk)
- Haggai (karya: kitab Haggai)
- Hosea/Hoshea (karya: kitab nubuatan Hosea)
- Maleakhi (karya: kitab nubuatan Maleakhi)
- Medad
- Mikyha (karya: kitab Mikha)
- Musa
- Nahum (karya: kitab Nahum)
- Nathan
- Nehemia (karya: kitab Nehemia)
- Nuh
- Obaja (karya: kitab Obaja)
- Oded
- Samuel (karya: kitab Samuel dan kitab Raja-raja)
- Simeon (disebut di Lukas 2:29-35)
- Yesaya (karya: kitab Yesaya)
- Yahaziel
- Yedutun
- Yeremia (karya: kitab Yeremia)
- Yesus Kristus
- Yoel (karya: kitab Yoel)
- Yohanes (karya: kitab ramalan Wahyu)
- Yohanes Pembaptis
- Yunus (karya: kitab Yunus)
- Yoshua
- Zakharia (karya: kitab Zakharia)
- Zefanya (karya: kitab Zefanya)
- Nabi-nabi lain yang tidak disebutkan namanya
Nama-nama nabiah di Alkitab:
- Deborah
- Hana
- Huldah
- Miriam
- Nabiah-nabiah lain yang tidak disebutkan namanya
Nabi dan nabiah Palsu:
- Balaam
- Wanita Izebel yang menyebut dirinya nambah (Why 2:20)
Nama nabi moderen di luar Alkitab:
- Nostradamus (abad ke-16; asal Perancis)
Penutup
Pewahyuan Allah di dalam Alkitab sudah utuh dan lengkap. Ini jelas dan tegas bahwa orang Kristen tidak membutuhkan pewahyuan baru:
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” – (2 Tim. 3:16 ITB)
Hikmat dan wahyu tentang Allah dapat diperoleh orang-percaya melalui Friman-Nya sendiri, yakni di dalam Alkitab:
“Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu akan diberikan kepadanya.” – (Yak. 1:5 ITB)
Jika pewahyuan Allah di dalam Alkitab sudah lengkap dan utuh, masihkah orang-percaya membutuhkan pewahyuan baru oleh nabi/nabiah moderen? Jawabannya adalah tidak perlu! Klik di sini untuk melihat keterangan selengkapnya.
2 replies on “Nabi Sejati Menurut Alkitab”
Shallom, Trm kasih Ps. Budi semakin menambah pengetahuan dan pengertian iman, sehingga kami tdk akan terombang ambing oleh pengajaran dan pernyataan pernyataan yg saat ini banyak muncul yg ternyata tdk sesuai dg Alkitab… Semoga semakin banyak yg diberkati atas pengajaran dr Ps. Budi… Tuhan Yesus Memberkati…
Terima kasih untuk pesan yang baik, bapak Yosua Eka. Tuhan Yesus memberkati kita semua.