Categories
Iman Praktis What's New

Work Hard & Work Heartly

Apa pun pekerjaan yang Anda lakukan saat ini, Anda sedang mendayagunakan karunia yang Tuhan berikan kepada Anda. Ingatlah: Work hard & work heartly!

Work Hard & Work Heartly: Jangan Dilupakan!

Tajuk pada artikel kali ini ditulis dalam bahasa Inggris yakni Work Hard & Work Heartly, yang artinya KERJA KERAS DAN KERJA SEPENUH HATI. Mari kita mulai dari satu ayat dalam Kolose 3:23 berikut ini,

Kolose 3:23Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu (work heartly) seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

Tidak peduli jenis pekerjaan apa yang Anda lakukan saat ini, sejatinya Anda sedang mendayagunakan karunia yang Tuhan berikan kepada Anda. Jika sekarang Anda menggunakan talenta Anda itu, berarti Anda membuktikan kepada Tuhan bahwa Anda sedang mengasihi Dia dan Anda sedang menyembah Dia.

Bagaimana kerja keras itu mulai dianggap usang, kuno dan dilupakan?

Beberapa hari yang lalu, saya melakukan perjalanan kunjungan ke rumah orang tua saya, di mana kota ini berjarak 80 km (50 miles) dari desa tempat tinggal saya. Dalam perbincangan dengan tetangga-tetangga lama saya, salah satunya yang adalah seorang yang pekerjaannya sebagai tukang plitur (mewarnai kayu mebel/furnitur) mengeluh sambil mengangkat kursi-kursi yang sudah dia warnai ke dalam gerobak pengangkut barang. “Kenapa pekerjaan saya begini-begini terus?”, katanya. “Kapan saya bisa maju? Coba kalau saya tidak perlu kerja sama sekali. Pasti enak!”

Keluhan ini bisa saja mewakili banyak orang yang mungkin sekarang ini tidak suka kerja keras.

Seorang lainnya dari mereka juga berkata, ”Jaman sekarang ini, orang-orang menganggap kerja kasar itu tidak bergengsi.” Sambil memperbaiki sepeda motor di bengkel tempat ia bekerja, ia berkata, “Ini cuma pekerjaan sementara. Kalau ada yang lebih bagus, saya pindah.”

Kemudian dari sinilah saya bertanya-tanya “kenapa orang-orang tidak mau kerja keras?” Lantas saya berpikir bahwa mungkin mereka sedang terpengaruh televisi atau konten-konten media sosial yang seringkali menampilkan gaya hidup yang penuh kenikmatan. Mungkin mereka mengira bahwa hidup ”enak” itu adalah hidup yang mewah dan nyaman.

Ada lagi pendapat lain dari tetangga saya itu, seorang penjual jasa potong rambut, ”Kata orang, kalau masih harus kerja keras, itu namanya belum sukses.”

Masih ada juga dari mereka yang mengatakan, ”Orang sekarang maunya kerja sedikit, gaji banyak”, “Bukan kita yang bekerja untuk uang, tetapi uang yang bekerja untuk kita”, “Jaman sekarang, kerja keras itu kuno. Sekarang jamannya kerja pintar [work smart] bukan kerja keras [work hard]”, dan masih banyak lagi lainnya.

Terlepas dari pendapat-pendapat mereka itu, ada sebuah kenyataan yang perlu disadari, yakni banyak orang sukses suka kerja keras! Orang-orang seperti ini bisa berkata, ”Rasanya puas kalau kita kerja keras. Apalagi kalau tujuannya bagus!” Orang sukses semacam ini pun meyakinkan saya dengan suatu pernyataan yang luar biasa ini, ”Saya percaya, orang yang bahagia itu pasti orang yang mau kerja keras. Kalau kerjaan kita sedikit, kita bukannya bahagia, malah bosan!” Rupanya, work hard & work heartly masih menjadi pandangan hidup yang relevan di zaman ini.

Anda tentu dengan segera dapat memahami sekarang bahwa orang-orang yang bisa dan suka kerja keras ini pastilah orang-orang yang mengikuti nasihat Firman Tuhan. Perhatikan apa yang dikatakan di dalam Filipi 2:14-15 berikut ini,

“Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia.” – Filipi 2:14-15 [ITB]

Cobalah pertimbangkan pemikiran ini: Bahkan di saat-saat gelap dan membingungkan, lakukan apa pun yang diperlukan tanpa bimbang dan ragu. Jika Anda memilih untuk bekerja keras dan menjaga kepala tetap tertunduk, orang lain akan mengikuti jejak Anda. [ref]https://www.womansday.com/life/g30618770/bible-verses-hard-work/[/ref]

Melalui Alkitab, Tuhan berfirman dan menasihati kita untuk bekerja dengan semangat, rajin dan tekun, bukannya malah menghindari kerja keras. Bahkan Tuhan mengajari kita bagaimana caranya menikmati pekerjaan. Ingatlah, work hard & work heartly!

Bagaimana Tuhan ingin kita merasa puas dalam bekerja? Atau, bagaimana cara kita bisa menikmati kerja keras?

Pengkhotbah 3:13 [diterjemahkan dari NAS] – “Setiap orang hendaknya makan dan minum serta menikmati hal-hal baik untuk semua kerja kerasnya. Itu adalah pemberian Allah.”

Ada 3 (dua) cara Tuhan agar kita menikmati pekerjaan dan merasa puas dalam bekerja:
#1 – MILIKI PANDANGAN POSITIF TERHADAP PEKERJAAN ANDA

Tidak soal pekerjaan kita menguras tenaga, pikiran, atau dua-duanya, ’segala macam kerja-keras ada untungnya’. – Lihat Amsal 14:23 ini,

Amsal 14:23 [ITB] – “Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan saja.”

Apa untungnya? Jawabannya adalah: Dengan kerja keras, kebutuhan materi kita akan tercukupi. 

Di dalam Matius 6:25-34 dan Lukas 12:22-31 diberitahukan bahwa Tuhan benar-benar memelihara umat-Nya yang setia beribadah kepada-Nya. Ini adalah mutlak tanggung jawab Tuhan. Namun demikian, di lain pihak, Tuhan ingin kita melakukan tanggung jawab kita, yaitu mencari nafkah dengan rajin dan jujur. Lihat 2 Tesalonika 3:10 berikut ini,

2 Tesalonika 3:10 [ITB] – “… jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.”

Jadi, dengan bekerja, kita sebenarnya memenuhi tanggung jawab kita itu.

Cobalah pertimbangkan pemikiran ini: Bisa menafkahi diri itu suatu prestasi. Kalau kita bisa membeli barang sendiri, artinya tujuan kita bekerja sudah tercapai!

Itulah alasannya, kerja keras menghasilkan kepuasan yang mendalam.

Sepasang suami-istri muda, mereka ini juga adalah tetangga saya di kampung, memiliki satu-satunya anak gadis. Dengan hidup sederhana, tinggal di sebuah rumah kecil warisan dari orang tuanya, mereka bekerja dengan cara membuat warung sederhana di depan rumah mereka itu. Hanya dengan berjualan nasi dengan harga Rp 2000 per bungkus dan segelas minuman es teh dengan harga Rp1000, mereka berusaha memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Namun, saya takjub dengan kisah hidup mereka, anak gadis mereka ini berhasil menyelesaikan sekolah di bangku SMA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas). Bahkan, di saat saya bertemu dengan mereka beberapa waktu lalu, anak gadis semata-wayang ini berhasil masuk di salah satu universitas terbaik dan ternama di Indonesia yang ada di kota Yogyakarta. Yang lebih mengherankan lagi bagi saya adalah saat ini anak gadis ini sedang mengerjakan tugas akhir, skripsi, di tingkat terakhir. Dari kisah hidup nyata ini, saya menyadari bahwa rupanya apapun jenis pekerjaannya, selama dilakukan dengan penuh semangat, rajin dan jujur, itu akan memberikan keuntungan. Bukan saja keuntungan bagi diri sendiri, tetapi juga bagi keluarga, orang lain, dan orang-orang terdekat yang kita sayangi. Benar bahwasannya bisa menafkahi diri itu suatu prestasi.

Keuntungan dari kerja keras adalah kebutuhan materi kita akan tercukupi.

#2 – BEKERJALAH SEPENUH HATI

Di Alkitab dituliskan bahwa Tuhan benar-benar memuji pria yang ”terampil dalam pekerjaannya” dan wanita yang “senang bekerja dengan tangannya”. Lihat Amsal 22:29; 31:13 ini,

Amsal 22:29 [ITB] – “Pernahkah engkau melihat seorang pria yang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akan berdiri, bukan di hadapan orang-orang yang hina.”

Amsal 31:13 [ITB] – “Ia (wanita) mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya.”

Sebenarnya, kita bisa menyukai pekerjaan apa pun asalkan kita berupaya jadi terampil dan semakin terampil.

Kita akan puas kalau kita kerja sepenuh hati, kerja sebaik-baiknya [work hard & work heartly] dan melihat hasilnya. Sebaliknya, kita tidak mungkin puas kalau hanya kerja asal-asalan atau sekadarnya.

Cobalah pertimbangkan pemikiran ini: Tentu saja, dalam bekerja, kita tidak otomatis terampil. Dan, jika kita kurang terampil dalam pekerjaan, biasanya kita kurang suka pekerjaan itu. Tidak heran banyak orang tidak menikmati pekerjaan mereka; mereka kurang mau berusaha jadi terampil dan semakin terampil.

”Kerja keras adalah cara kerja terbaik. Kalau memang mau kerja-keras, kerjalah dengan sungguh-sungguh; dengan sepenuh hati [work heartly].”​

#3 – BERBUATLAH LEBIH DARIPADA YANG DIMINTA

Seorang guru yang bernama YESUS, mengajar di kelas-Nya dan berkata, “Kalau seorang penguasa memaksa kalian memikul barang sejauh satu kilometer, pikullah sejauh dua kilometer.” – Matius 5:41 (BIMK)

Bagaimana kita bisa mengikuti nasihat itu dalam pekerjaan kita?
Daripada bekerja sekadarnya, carilah cara untuk berbuat lebih banyak daripada yang diminta.

“Jika kita berbuat lebih daripada yang diminta, kita akan lebih menyukai pekerjaan kita.”

Mengapa? Karena kita-lah yang menentukan tindakan kita sendiri. Maksudnya, kita memberi lebih karena kita memang ingin, bukan karena dipaksa.

Filemon 1:14 [diterjemahkan secara dinamis] – “Aku ingin supaya engkau berbuat baik bukan karena paksaan, melainkan karena keinginanmu sendiri.”

Ada ayat lain yang nadanya serupa dengan ayat di atas,

Amsal 12:24 [diterjemahkan dari NAS] – “Tangan orang-orang rajinlah yang akan berkuasa, tetapi tangan yang kurang semangat akan dibuat bekerja paksa.”

Cobalah pertimbangkan pemikiran ini: Kebanyakan dari kita mungkin tidak diperbudak atau melakukan kerja paksa. Tetapi, orang yang bekerja asal-asalan mungkin merasa diperbudak, selalu merasa harus melakukan keinginan orang lain. Sebaliknya, orang yang memilih untuk berbuat lebih akan tetap merasa bebas karena tidak merasa dipaksa sama sekali. Dialah yang memegang kendali [tidak seperti budak yang dikendalikan oleh orang lain].

Penutup

”Tubuh manusia (kita) itu karunia yang luar biasa. Untuk mensyukurinya, mari kita bekerja keras dan memberi manfaat untuk diri sendiri dan orang lain.” Ingatlah: Work hard & work heartly!

One reply on “Work Hard & Work Heartly”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *