Categories
Iman Praktis What's New

Praktik Puasa Alkitabiah

Praktik Puasa Alkitabiah akan banyak memberikan manfaat terlebih untuk membangun hal-hal rohaniah dan sekaligus melatih hal-hal jasmaniah.

Alkitab memberikan beberapa petunjuk mengenai berpuasa bagi orang-orang percaya. Praktik puasa Alkitabiah, merupakan kegiatan ibadah yang cukup penting untuk lebih membangun hal-hal rohaniah dan sekaligus juga melatih hal-hal yang bersifat jasmaniah dalam kehidupan praktis sehari-hari (Ezra 8:21-23; Kisah 14:23; Lukas 4:1,2; Yoel 2:12-15; Imamat 16:29-31). Namun demikian, untuk mencapai tujuan tersebut, ada satu hal pokok yang harus diperhatikan saat menjalani puasa, yaitu prinsip atau konsep dasar yang dinamakan SUBSTITUSI atau penggantian, yaitu menggantikan hal-hal yang bersifat jasmaniah kepada hal-hal yang bersifat rohaniah. Serta, menggantikan hal-hal yang bersifat kefanaan kepada hal-hal yang bersifat kekekalan. Hal-lain penting lainnya mengenai praktik puasa Alkitabiah adalah motivasi yang benar dan tujuan yang benar, yakni tujuan yang berfokus pada pendekatan diri dengan Tuhan, bukan sekadar terletak pada rutinitasnya saja.

Sebelum kita melangkah lebih jauh, berikut ini ada beberapa peringatan penting yang harus diperhatikan tentang motivasi puasa yang tidak benar:
Untuk pamer. Yesus mengajar bahwa berpuasa adalah urusan pribadi antara diri sendiri dan Allah.​— Matius 6:16-18.
Untuk menjadi lebih saleh. Berpuasa tidak membuat seseorang lebih unggul secara moral atau secara rohani.​— Lukas 18:9-14.
Untuk menutupi dosa-dosa yang disengaja. Allah hanya menerima puasa dari orang-orang yang taat kepada-Nya dan yang sungguh-sungguh bertobat dari semua dosanya.​— Yesaya 58:3,4.
Untuk sekadar menjalankan kewajiban agama. Orang tua tidak senang kalau anaknya patuh hanya karena disuruh-suruh, bukan tulus dari hati. Perasaan Allah juga seperti itu.​— Yesaya 58:5-7.

Berikut ini ada beberapa cara praktik puasa Alkitabiah bagi orang Kristen yang dapat dijadikan sebagai panduan:

A. SEBELUM PUASA
(1) Miliki niat yang kuat. Ingatlah bahwa berpuasa bagi umat kristiani berarti merendahkan hati di hadapan-Nya. Ini merupakan cara untuk memuliakan Tuhan. Ingatlah selalu aspek ini saat melakukan ibadah puasa. Jangan dikacaukan dengan alasan lain seperti berpuasa untuk menurunkan berat badan, dll. Pusatkan niat berpuasa pada Tuhan Yesus.
(2) Berdoa sebelum berpuasa. Berdoa, mengakui setiap dosa, dan mengundang Roh Kudus untuk memimpin hidup kita. Sampaikan kepada Tuhan Yesus bahwa kita ingin mengenal Dia lebih dalam. Percayalah bahwa Dia hidup tanpa mengenal dosa, wafat untuk menggantikan kita, di kayu salib untuk menghapus dosa-dosa kita dan bangkit 3 hari sesudahnya, membebaskan kita dari hukuman dosa, serta memberi kita karunia kehidupan kekal. Rendahkan hati untuk memohon ampun dari siapa saja yang telah kita sakiti; mintalah ampun dari Tuhan. Ampunilah mereka yang telah menyakiti kita. Jangan berpuasa tetapi masih menyimpan rasa jengkel, iri, sombong, marah, atau sakit hati. Musuh (iblis) akan menggunakan hal-hal itu untuk mengusik/mendakwa kita dari masa lalu.
(3) Renungkan Firman-Nya dan sifat-sifat kudus-Nya. Hal ini meliputi niat untuk mengampuni, kebesaran hikmat-Nya, kedamaian-Nya, kemampuan untuk mengasihi tanpa pamrih, dan sebagainya. Pujilah sifat-sifat-Nya tersebut. Serahkan hidup kita dan bersyukurlah kepada-Nya atas segala yang telah Dia lakukan bagi kita.
(4) Tentukan lamanya kita berpuasa, entah untuk satu kali makan, 1 hari, 3 minggu, atau seminggu (Yesus dan Musa berpuasa selama 40 hari, tetapi tidak berarti setiap orang harus berpuasa selama itu). Kita bisa mencoba berpuasa dalam periode waktu yang lebih singkat, dan mulai perlahan-lahan pada awalnya, jika kita belum pernah berpuasa. Kita juga bisa berdoa dan memohon kepada Roh Kudus agar menunjukkan kepada Kita seberapa lama kita mesti berpuasa.
(5) Perhatikan jenis puasa yang hendak kita jalani. Kita mungkin merasa Roh Kudus memanggil kita untuk melakukan puasa tertentu. Berpantang atau puasa sebagian artinya kita menghindari jenis makanan tertentu. Puasa jus artinya Saudara menghindari kenikmatan mengunyah makanan padat, tetapi boleh memakan buah dan sayur, misalnya.
6) Minumlah yang cukup agar kita tetap sehat, karena itu bukan makanan, dengan menimbang Peringatan Penting ini: Dalam puasa penuh, kita sama sekali tidak makan “makanan” padat dan cair — misalnya, jus buah adalah makanan — tetapi, air sangat dibutuhkan untuk hidup sama seperti halnya bernapas, karena bisa mengakibatkan kesadaran mengambang, lalu meningkat ke hal-hal yang lebih kritis dan bahaya seperti koma bahkan kemudian meninggal hanya setelah 4 atau 5 hari dehidrasi.

One reply on “Praktik Puasa Alkitabiah”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *